Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pancasila dan Sengketa Anak Bangsa

10 September 2020   00:14 Diperbarui: 10 September 2020   00:50 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karikatur Pancasila I The Jakarta Post

Bisa diibaratkan bahwa ia adalah seorang anak kecil yang frustasi dalam mengajak temannya bermain. Kondisi itupun akhirnya membuat ia berkata,"Ah nggak temen!". 

Parahnya, ia kini dihadapkan pada teriakan pihak yang tersinggung yang membeber fakta sejarah bahwa mereka di masa lalu adalah para patriot bangsa. Plakk!.. tamparan keras melayang dan meninggalkan memar yang entah sampai kapan berbekas.

Pseudo Pancasilais

Ada golongan di negeri ini yang gemar mengatakan Pancasila sarat dengan nilai kebaikan yang utama meski enggan mengakuinya sebagai asas dalam bernegara. Okelah, biarkan itu berjalan asal apa yang menjadi dasar pergerakan mereka tak bertentangan dengan Pancasila. 

Namun di luar itu, ada pihak yang nyata-nyata tidak ridha dengan bentuk negara dan memiliki agenda untuk mengubahnya. Dan golongan ini justru tengah mendapatkan simpati dari pihak-pihak yang kini selalu mengisi kehidupannya dengan melancarkan ketidaksetujuannya terhadap cara penguasa mengelola negara. Dan yang terendus ternyata adalah persamaan kepentingan yang ada di antara mereka yakni melancarkan perlawanan kepada penguasa.

Kondisi itu seyogyanya dibaca sebagai sebuah ancaman dalam kehidupan bernegara. Tak ada gunanya mengaku diri paling pancasilais jika dari pengakuan itu justru memperlebar jurang pemisah antara anak bangsa yang mudah diperdaya oleh kepentingan politik.

Maka dari itu, nggak ada salahnya untuk meminta maaf, dear Mbak Puan. 

-----

Baca juga :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun