Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menjawab Denny Siregar tentang "Ahok Larang Salat Jumat"

21 Maret 2020   23:48 Diperbarui: 22 Maret 2020   12:37 2623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Denny Siregar | Youtube Cokro TV

"Hihihi... Gua kebayang kalau Ahok yang jadi Gubernur ngomong gini.. Untung dia kalah. Tuhan itu Maha Tahu, ya.. 😂 😂 😂"

Demikian bunyi twit Denny Siregar pada 18 Maret lalu. Hingga tulisan ini di-publish twit itu sudah di-twit ulang 2000-an kali dan disukai oleh 6900-an orang.

Seorang Jokower dan Ahoker
Tak diragukan lagi, Denny adalah pendukung Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Dia pun menjadi lawan bagi superhero media sosial dari kubu yang berseberangan, Jon Riah Ukur Ginting alias Jonru Ginting.

Meskipun dari jumlah likers, Denny masih kalah dari Jonru. Di mana penggemar kopi itu hingga kini "hanya" mengantongi kurang dari 800 ribu likers di Facebook sementara Jonru pada saat aktifnya sudah melampaui angka sejuta. 

Bedanya lagi, Denny hingga kini masih eksis sebagai influencer sedangkan Jonru sudah pensiun pasca terjaring vonis pidana.

Denny, sebagaimana sekian banyak pendukung Ahok lainnya, adalah orang yang kecewa dengan keputusan Jokowi yang menggandeng K.H. Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019. Para pendukung Ahok, bagaimanapun juga pernah dikecewakan oleh sesepuh Nahdlatul Ulama itu karena kesaksiannya yang melemahkan kubu Ahok pada kasus al-Maidah : 51.

Namun, meski terlihat tetap mendukung Jokowi, Denny memberikan penilaian kurang sedap terhadap 100 hari kepemimpian Jokowi jilid 2. Selengkapnya baca di sini.

Boleh lah, publik jadi ngeliat Denny sebagai pribadi yang obyektif. Dukung sekaligus kritik. Moga saja kritik itu bukan berasal dari larutan kekecewaannya terhadap putusan Jokowi dalam memilih wakilnya.

Menjawab Kicauan Denny tentang Salat Jumat

"Hihihi... Gua kebayang kalau Ahok yang jadi Gubernur ngomong gini.. Untung dia kalah. Tuhan itu Maha Tahu, ya.. 😂 😂 😂"

Demikian bunyi twit Denny Siregar pada 18 Maret lalu. Hingga tulisan ini di-publish twit itu sudah di-twit ulang 2000-an kali dan disukai oleh 6900-an orang.

Kicauan Denny nampaknya ditujukan untuk menyentil para pendukung Gubernur DKI, Anies Baswedan. Sentilan yang mempertanyakan apakah mereka bisa terima-terima saja andai Ahok yang jadi gubernur dan mengeluarkan aturan itu. Atau setidaknya dia ingin menghibur diri atas kekalahan Ahok dari Anies pada pilkada lalu.

Tapi kalau dicermati, pernyataan Denny itu mudah saja dimentahkan, gans. 

Saya kok malah berani jamin, siapa pun gubernurnya, tak akan ada masalah berarti jika mengeluarkan larangan atau setidaknya himbauan untuk tidak menggelar Salat Jumat di masjid-masjid untuk sementara waktu.

Kenapa?

Ya, iya. Wong Majelis Ulama Indonesia (MUI) saja sudah mengeluarkan himbauan serupa, kok. Jadi Ahok --jika jadi gubernur- bisa jadi dibilang membela fatwa ulama. Ya to? Whaaa..hahaha..

Infografis Fatwa MUI No 14 tahun 2020 | MUI.or.id
Infografis Fatwa MUI No 14 tahun 2020 | MUI.or.id
Dalam Fatwa No. 14 tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah Dalam Situasi Terjadi Wabah COVID-19, MUI memfatwakan bolehnya mengganti Salat Jumat dengan Salat Zuhur. Dengan syarat kondisi ditetapkan oleh pihak berwenang sebagai daerah yang berpotensi tinggi dalam penularan Covid-19.

Dan Jakarta dicatat sebagai wilayah yang paling banyak dijumpai kasus ini. Bahkan sang ibu kota diberi predikat sebagai epicenter corona di mana populasi pasien terpapar corona mencapai separuh lebih dari total pasien terinfeksi Covid-19 se-Indonesia.

Per 21 Maret 2020, 267 dari 450 penderita ada di Jakarta. Prosentase itu tak berbeda jauh dengan periode-periode sebelumnya. Diantaranya pada 20 Maret 2020 lalu yang mencapai 210 penderita dari total 309 pasien. 

Jadi aman 'kan dalil pendukungnya? 

Masih kurang kuat? Bisa lari ke PBNU buat cari penguatnya. 

Hasil dari pembahasan di Lajnah Bahtsul Masail (LBM) PBNU, orang yang berada di zona merah penyebaran wabah, boleh saja mengganti Salat Jumat dengan Salat Zuhur.

Update persebaran wilayah Covid-19 per 21 Maret 2020. Jakarta adalah zona merah dengan jumlah pengidap terbanyak, lebih dari 50% dari jumlah total pasien se-Indonesia | Twitter BNPB
Update persebaran wilayah Covid-19 per 21 Maret 2020. Jakarta adalah zona merah dengan jumlah pengidap terbanyak, lebih dari 50% dari jumlah total pasien se-Indonesia | Twitter BNPB
Masih kurang?

Bisa tengok Maklumat PP Muhammadiyah. Sama isinya, boleh ganti Salat Jumat juga.

Ada yang lain, gans. Kalau yang dari dalam negeri dipandang kurang nge-hit, kasih saja fatwa ulama al-Azhar al-Syarif Mesir. Pada 15 Maret lalu, al-Azhar telah mengeluarkan fatwa yang membolehkan ditinggalkannya salat jamaah termasuk Jumat dalam dunia pandemi corona.

Mengingat reputasinya sebagai lembaga pendidikan ahl-sunnah wa al-jamaah tingkat dunia, ya kelihatan kupernya kalau masih ada orang yang meragukan dan menuduh himbauan meninggalkan jamaah sementara waktu di tempat-tempat tertentu sebagai tindakan yang berlawanan dengan syariat.

Masih kurang lagi??

Yaudah deh, kasih saja anjuran Habib Rizieq Shihab yang sempat nongol di beranda facebook-mu. Ikuti fatwa MUI dan petunjuk medis pemerintah katanya. Pasti beres.. ðŸ˜

Baca juga tulisan lainnya :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun