"Saya dan Ibu Iriana sudah melaksanakan tes deteksi Covid-19. Alhamdulillah dinyatakan negatif," ujar Presiden Joko Widodo di Jakarta, Kamis (19/3/2020) sebagaimana dilansir Inews.id.
Corona, Bahan Untuk Gunjingkan Pemimpin
Beberapa hari lalu, publik dikejutkan dengan kabar terinfeksiya Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi oleh virus Covid-19. Sontak publik, terutama di dunia maya, ramai dengan segala pemikiran, teori, dan pengandaiannya.
Dari mereka ada yang berpikir positif dengan berharap Menhub segera sembuh dari sakitnya, ada yang bernada miring 35° dan mulai mempertanyakan kesiagaan istana dalam melakukan filtering para tamunya. Bahkan ada juga yang "mengharap" Presiden Joko Widodo tertular sebab beberapa hari sebelumnya Menhub hadir dalam rapat terbatas di Istana Merdeka yang juga dihadiri Jokowi. Â
Orang itu mungkin nyesel dengar kabar bahwa RI 1 dan istri negatif corona.Â
Sadar atau tidak, corona menjadi bahan untuk mengunggulkan atau menjatuhkan seorang pemimpin.Â
Anies Baswedan kerap dijadikan bahan obrolan ngalor ngidul tentang upayanya meredam laju virus corona di DKI Jakarta yang menjadi dinyatakan sebagai epicenter corona. Presiden Jokowi sebagai pimpinan pemerintahan pusat pun dinilai tak bertindak cepat hingga mengakibatkan pertambahan signifikan pasien positif corona.
Para pengkritik itu seolah menjadi hakim dalam persidangan in absentia.Â
Di sela-sela obrolan makan siang, di warkop, percakapan santai saat menuju stasiun MRT, hingga di bejibun status penghuni dunia maya, bahan pembicaraan seperti itu selalu terjaga kehangatannya.Â
Aroma obrolannya pun bermacam-macam. Yang terkacau adalah obrolan yang pekat dengan aroma politik.
Letakkan Corona Pada Tempatnya
"Cinta itu buta". Entah sejak kapan adagium itu tercipta. Yang pasti, dia masih lekat dengan tiap zaman, termasuk zaman 4,5 G. Tak berbeda dengan cinta, benci pun juga buta, setidaknya rabun