Dengan mendorong peserta/SDM untuk hidup lebih sehat, risiko penyakit dapat diminimalkan, yang pada gilirannya mengurangi frekuensi dan besaran klaim medis. Ini tidak hanya menguntungkan peserta dengan kesehatan yang lebih baik, tetapi juga perusahaan asuransi karena klaim rasio tetap terjaga, yang dapat berimbas pada stabilitas premi di masa depan.
Pengaruh Perluasan Benefit terhadap Premi dan Klaim
Secara umum, perluasan benefit akan berpengaruh pada besaran premi. Semakin luas cakupan dan semakin banyak jenis layanan yang ditanggung, semakin tinggi premi yang harus dibayarkan. Hal ini karena risiko yang ditanggung oleh perusahaan asuransi juga meningkat.
Namun, dampak terhadap klaim bisa bervariasi. Jika perluasan benefit meliputi layanan preventif dan wellness, meskipun premi mungkin naik di awal, potensi klaim untuk penyakit serius dapat menurun di masa depan karena kondisi kesehatan peserta yang lebih baik. Sebaliknya, perluasan benefit tanpa fokus pada pencegahan dapat meningkatkan klaim jika peserta cenderung lebih sering memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia.
Memperhitungkan Besaran Benefit agar Premi Tetap Efisien
Untuk memperhitungkan besaran benefit dan premi agar tetap efisien, beberapa hal perlu diperhatikan:
- Analisis Kebutuhan: Identifikasi kebutuhan kesehatan utama individu, keluarga, atau karyawan. Apakah ada riwayat penyakit tertentu? Berapa usia rata-rata karyawan?
- Pilih Benefit yang Tepat Sasaran: Hindari mengambil benefit yang tidak relevan atau jarang digunakan. Fokus pada cakupan yang paling mungkin dibutuhkan.
- Bandingkan Penawaran: Dapatkan penawaran dari beberapa penyedia asuransi dan bandingkan cakupan, premi, dan limit pertanggungan.
- Pertimbangkan Deductible dan Co-payment: Pilihan deductible (biaya yang ditanggung peserta sebelum asuransi membayar) atau co-payment (persentase biaya yang ditanggung peserta) yang lebih tinggi dapat menurunkan premi, tetapi perlu disesuaikan dengan kemampuan finansial. Metode ini sedang ramai di bicarakan setelah OJK mengeluarkan SEOJK No. 7 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Produk Asuransi Kesehatan. Sebenarnya metode ini bukanlah sesuatu yang baru karena secara basic produk sudah ada sejak sekian tahun lalu namun semakin tidak popular di industri karena tiap perusahaan berlomba memanjakan klien nya dengan benefit yang semakin luas.
- Manfaatkan Program Wellness: Bagi perusahaan, dorong partisipasi karyawan dalam program wellness untuk menekan klaim rasio jangka panjang dan potensi penurunan premi di masa depan.
- Evaluasi Berkala: Tinjau ulang program asuransi secara berkala (misalnya setiap tahun) untuk memastikan benefit dan premi masih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi terkini.
Dengan perencanaan yang matang dan pemahaman yang baik tentang asuransi kesehatan, individu, keluarga, dan perusahaan dapat memperoleh proteksi yang optimal dengan premi yang efisien. Premi yang stabil setiap tahun nya bukan hanya menjadi kepentingan tertanggung dalam pembayaran premi, tetapi keberlangsungan perusahaan asuransi. Menekan kenaikan angka klaim bukan saja menjadi kepentingan perusahaan asuransi tetapi juga menjadi concern yang sama dari para peserta nya, begitu juga integritas Rumah Sakit dalam melakukan pelayanan yang transparan dan rasional. Dimulai dari pengetahuan peserta akan skema benefit yang didapatkan dan awareness terkait issue klaim akan menjadikan produk asuransi Kesehatan juga sehat secara keberlangsung bisnis bagi pihak-pihak terkait. Salam Sehat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI