Mentan juga menyampaikan bahwa sumberdaya lahan dan jumlah penduduk yang cukup besar adalah modal utama dalam pembangunan pertanian, tinggal memnfaatkan teknologi dan menerapkan manajemen yang baik, maka pertanian Aceh akan maju.
Syahrul juga memberikan contoh, dengan pengembangan komoditas jagung ini, dalam tiga bulan petani bisa meraup pendapatan bersih Rp 19.300.000,- dari hasil panen jagung pada lahan seluas 1 hektare. Menurutnya, dalam satu hektar akan menghasilkan 6 ton jagung pipilan dengan harga Rp 3.800,- per kilogram, artinya penghasilan kotor sebesar Rp 22.800.000,-, jika dikurangi dengan iaya produksi sebesar Rp. 3.500.000,-., maka pendapatan petani adalah Rp 19.300.000,- per tiga bulan atau sekitar Rp 6.500.000,- per bulan. Dengan pendapatan seperti itu, kehidupan petani sudah cukup sejahtera.
Dari sisi penurunan angka penyalahgunaan narkoba, Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN, Dunan Ismail Isja mengatakan bahwa program GDAD ini bertujuan mengurangi kiltivasi ganja dan menurunkan angka penyalah gunaan narkoba di Aceh melalui kegiatan produktif. Menurutnya, Aceh merupakan daerah dengan tingkat penyalah gunaan narkoba yang sangat tinggi, itulah sebabnya provinsi ini menjadi target program GDAD ini.
Dengan menggadeng Kementerian Pertanian, BNN optimis akan mampu menekan angka penyalah gunaan narkoba, karena masyarakat akan disibukkan dengan usaha produktif yang mengsailkan uang sehingga mempersempit waktu luang yang berpotensi pada penyalah gunaan narkoba.
:Kalao para pemuda sudah asyik menanam jagung seperti ini, kemudian merasakan hasilnya, mudah-mudahan akan mengurangi peluang mereka untuk memakai narkoba, kalu sudah capek bekerja di kebun, kan jadi jarang keluar nongkrong-nongkrong, ini bisa mengurangi peluang penyalah gunaan narkoba" ungkapnya.
Sementara itu Gubernur Aceh yang melalui Asisten Pemerintahan , Kamaruddin Andalah, menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Menteri Pertanian yang telah mengalokasikan program ini di wilayah provinsi Aceh
"Program ini sejalan dengan program kami, yaitu menurunkan angka kemisinan, dan kalau dilihat hasil panen tadi, pengembangan komoditi jagung ini potensial untuk meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus akan menekan angka kemiskinan" ungkap Kamaruddin
Pengembangan komoditi jagung ini juga didukung sepenuhnya oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh. Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, A. Hanan., SP, MM, program ini akan dilaksanakan disemua kabupaten/kota dalam wilayah Aceh dan pihaknya akan mengerahkan seluruh penyuluh pertanian yang ada untuk mensukseskan program ini. Lebih lanjut Hanan juga meminta partisipasi aktif para bupati/walikota untuk melakukan pengawalan terhadap program ini.
Dalam kunjungannya ke Aceh, Menteri Pertanian secara simbolis juga menyerahkan paket bantuan pengembangan komoditi jagung berupa benih jagung dan herbisida untuk kebutuhan lahan seluas 50.000 hektare, 2 Unit Combine Harvester (mesin pemanen jagung), 1 Unit Mesin pengolah jerami/batang jagung menjadi pakan ternak, 5 Unit Traktor roda empat, 10 Unit traktor tangan, dan 6 Unit pompa air.
Selain bantuan untuk mendukung pengembangan komoditi jagung, Â Menteri Pertanian juga menyerahkan paket bantuan peremajaan komoditi kelapa seluas 250 hektare, 25 Unit pengolahan Hasil (UPH) Kelapa dan Bantuan pengembangan hortikultura sayuran selauas 10 hektare.