Mohon tunggu...
David Efendi
David Efendi Mohon Tunggu... Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah

seorang warga biasa-biasa saja. Ingin berbagi sebagai bagian upaya memberikan arti hidup small act of Kindness. Pegiat Perpustakaan Jalanan Rumah Baca Komunitas yang memberikan akses bacaan, pinjaman buku tanpa syarat dan batas waktu. Belajar apa saja sebagai kontributor di www.rumahbacakomunitas.org

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mahasiswa UMY Memukul Mundur Kapitalisme [Indomart]

16 Maret 2016   17:25 Diperbarui: 16 Maret 2016   18:01 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari yang penuh dengan kemenangan lantaran mahasiswa di kampusku. sekiutar 10 mahasiswa berani menguskir atau memukul mundur gerai indomart berkedok sponsor di UMY. Mereka membayar 1 juta untuk bisa nongkrong seharian di kampus sebagai konsesi sponsor kegiatan donor darah FE UMY. Semenjak hidup, baru kali ini saya menyaksikan proses pengusiran gerai mobil indomaret dengan sangat heroik dan antusias yang tercermin dari muka muka muda. Sukarno pasti bangga menyaksikan kemenangan besar hari ini yang diraih oleh mahasiswa. Sebagai mantan mahasiswa, saya ikut bangga. 

Kisahnya begini ada informasi: "Hari ini adalah acara donor darah yg diinisisasi bem FE umy, mereka bekerja sama dengan indomaret dengan timbal balik indo masuk, itu yg kami sygkan bersama teman teman td kok bisa bem fe minta sponsor indomaret dan ngedatangin indomart mobile ke kampus...." Saking sengitnya munculah satire ala kampungan untuk mem,protes dan memberikan "hukuman" ala social media pada panitia begini: 

 

Gerakan Donasi untuk BEM FE UMY

_mengganti uang sponsor indomart
_beli buku agar BEM FE UMY belajar tentang Ilmu ekonomo kerakyatan
_agar BEM FE UMY tidak ajak sponsor TMB sampaI Hari kiamat

Kumpulkan di masing masing Komunitas Anda. Kita serahkan sore nanti.

Banyak pihak merespon ajakan ini. Tentu saja ini sangat buruk dampaknya bagi panitia karena merasa ini sangat memalukan sekali apalagi kampus islami. 

 

Karena keasa, mahasiswa ini tak tahu kampus itu harus membela rakyat sebagai tridarma perguruan tinggi. Sangat aneh. Kayak tak penrah belajar arti menjadi bangsa Indonesia. Walau demikian posting sebuah SMS dari panitia, "Udah batal semuanya bang... Tadi MOU batal semua... Gimana bang jadi ketemu atau gimana bang ? Soalnya dari kami sendiri memang tdk pernah sosialisasi dan kami tidak tau bahwa indomaret di larang bang...". Pengethuan yang menyedihkan soal kekuatan ekonomi rakyat dan bobroknya moral kapitalisme. 

 

Yang kita lawan itu TMB, mas Ridwan Furqoni. Definisi lengkapnya mestinya: "... toko modern berjejaring dengan saham sebagian besar dimiliki asing atau luar Yogya, sehingga yang terjadi adalah capital flight dan penghisapan kekuatan ekonomi lokal dan kesejahteraan rakyat...."(Bambang Farid, 2016). 

Yang kita bidik adalah kapitalisasi-kapitalisme di belakang TMBA itu. Jadi sasaran bidiknya terarah. Bukan waton toko-modern-bersih-terang-rapi. Ada unsur maladministrasi & etika bisnis yg disorot.

Jadi, toko2 (sekadar contoh) seperti berikut ini, insya Allah, TIDAK termasuk:
- Pamela
- Maga
- Markaz
- Surya
- Pantes
- Purnama
- Flora/Arrosyi
- Menara
- WS
- Amalia
- Mega
- Agung[caption caption="dokumen DPM Fisipol UMY (atas izin)"][/caption]

Aku bertanya kepada salah seorang teman perihal makna dari kata modern. "Modern adalah ketika pembangunan maju pesat baik itu dari segi infrastruktur maupun suprastruktur" ucapnya. lalu saya bertanya lagi pembangunan infrastruktur itu untuk siapa dan seperti apa?? Dengan nada kesal iya menjawab" iya jelas untuk kita semua lah". Saya sedikit miris melihat realita bahwa konotasi kata modernisme kini hanya dimaknai dalam perspektif pembangunan infrastruktur yang ujung-ujungnya dikuasai pemodal. Proses pembangunan infrastruktur selalu mendapat dukungan penuh bahkan tak sedikit dana dikucurkan oleh mereka demi mempermudah akses eksploitasi di kemudian hari. Rakyat ditipu dan diiming-imingi dengan dengan stigma bahwa akses infrastruktur akan membuat rakyat lebih sejahtera. Itu semua dilakukan agar tak ada perlawanan dan penolakan.

Politik korporasi dalam dunia modal begitu mengakar kuat bahkan merasuk masuk ke dalam pemerintahan sehingga kekuasaan oligarki tetap berdiri kokoh di puncak klasemen. Proses demokratisasi pun dikendalikan pihak pemodal sehingga tak heran lagi kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan begitu pro terhadap kaum pemodal contohnya saja soal perijinan pembangunan hotel maupun swalayan berjejaring, proses transparansi perijinan sangat kurang dan pemberian ijin pun tak pernah melihat dari perspektif masyarakat. Memang betul adanya apa yang dikatan Tom Bottomore ( 1993) dalam bukunya yang berjudul Elit and society " no borjuasi no demokrasi", tak ada demokrasi tanpa kaum borjuis. Pada tingkat kultural, Kekuasaan demokrasi kita ditunggangi kaum borjuis yang berwujud pemodal sehingga demokrasi kita saat ini adalah demokrasi kapitalis liberalis, demokrasi yang menyengsarakan rakyat kecil. Suatu hal lebih mencengang dan menguras hati lagi yaitu kuatnya hegemoni budaya kaum borjuis terhadap masyarakat. Contoh sederhana saja kebanyakan orang lebih memilih belanja di toko modern daripada di warung tetangga, padahal dari segi harga barang-barang di warung tetangga lebih murah. Saya melihat bahwa belanja di toko modern sekarang dijadikan sebagai identitas diri untuk membentuk kelas sosial bukan karena kebutuhan.

Hari ini saya begiyu tercengang melihat upaya ekspansi yang dilakukan indomaret sampai tatanan kampus. Berusaha merusak idealisme mahasiswa dengan iming-iming materialisme berupa uang sponsor untuk acara. "Kampus sebesar ini harus mengemis uang satu juta sampai harus mengorbankan harga diri" ucap salah seorang petinggi muhammadiah bapak Husni Amriyanto dengan nada marah. Saya rasa bukan hanya hanya saya, siapa saja yang menyuarakan marahnya hari ini,tapi juga tuhan yang begitu murka terhadap orang-orang yang serakah . Mudah-mudahan kita bukan orang yang mendukung swalayan berjejaring yang menyengsarakan warung rakyat.

 

Kata seorang pengurus Muhammadiyah wilayah, "di saat persyarikatan giat menentang toko berjejaring untuk membela warung rakyat, kita bermesraan dengan salah satu aktor toko berjejering". Saya tidak tahu, rektor pasti banyak di SMS orang. Inayallah Hari INI adalah kemenangan kecil yang Kita raih. Aktivis DPM, BEM, HMI, PMII, IMM, dan organisasi mahasiswa apa saja tolonglah kalian berpihak kepada rakyat jutaan manusia...nyatakan dengan keras sikap berpihak. Harus ada pernyataan TMB Haram masUK kampus di seluruh nusantara, tanah tumpah darah kita.

 

Alhamdulillah dik kampus alhamdulillah, mahasiswa bisa memukul mundur kapitalisme brandal! Saatnya bersatu menggulung semua musuh-musuh perampok sumber kesejahteraan bersama! 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun