Mohon tunggu...
Masdarudin Ahmad
Masdarudin Ahmad Mohon Tunggu... PNS -

"Merasa, Maka Menjadi"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Puasa

12 Juli 2015   01:04 Diperbarui: 12 Juli 2015   01:04 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan, secara psikis, orang yang berpuasa akan menikmati kebahagiaan, seperti dirasakan saat berbuka. Apapun yang dimakan dan minum ketika berbuka terasa sangat nimat.

Ahli hikmah mengatakan: kunci mendapatkan kenikmatan yang sempurna adalah dengan berani menunda. Semakin lama menundanya, akan semakin terasa nikmatnya. Dan, puasa adalah cara menunda keinginan yang sempurna bagi jiwa manusia.

Hikmah secara spiritual.
Dalam setiap jiwa yang mahu berfikir atau merasa, pasti ada kesadaran akan hakikat diri. Yang mempertanyakan keberadaan sang pencipta, juga alam semesta. Itulah kesadaran spiritual yang butuh pencerahan. Dengan berpuasa, tubuh lemah dan aktifitas fisik berkurang.

Sebagai gantinya, spiritualitas akan semakin aktif, suara dari dalam jiwa juga semakin terasa gemanya, dan hati nurani hidup lebih terang.

Suasana kebatinan yang bangkit karena berpuasa itu, dengan sendirinya akan mengarahkan manusia kepada keselarasan hidup di alam semesta. Batinpun dapat menangkap tajalli Sang pencipta melalui alam semesta. Maka, jiwapun terdorong untuk bertaqarrub kepada sang pencipta yang transenden.

Kemudian, tertanam kesadaran bahwa alam semesta dan dirinya adalah sesuatu yang immanen dari sang pencipta. Lalu timbul kerinduan akan kedamaian bersama semesta, dengan cara menyelaraskan diri terhadap kehendak sang pencipta yang transenden.


Semakin sering suara spritualitas itu didengar dan dirasa kehadirannya, maka akan semakin selaras dan damailah hidup manusia di alam semesta.

Getar-getar Tuhan seperti di atas, dapat terdengar dan dapat juga dipahami, jika tubuh dan pikiran sedang tidak bekerja atau sedang beristirahat. Langkah terbaik dan termudah untuk mengistiraharkan tubuh dan pikiran adalah puasa.

Hikmah secara sosial.
Setiap individu pasti berhubungan dengan yang lain. Maka, perubahan positip bagi individu manusia yang berpuasa akan dapat dirasakan juga secara sosial. Yaitu, dirasakan oleh orang lain yang berhubungan secara langsung dengan orang yang berpuasa.

Pada bulan ramadlan, semua individu mulim yang beriman melaksanakan puasa. Sebanyak orang yang berpuasa, sebanyak itu pula perubahan positip telah terjadi. Maka di bulan ramadlan, tidak terhingga banyaknya hikmah dan berkah dari Allah telah tercurah.

Semenjak sebelum ramadlan perasaan senang dan bahagia sudah ada di mana-mana. Mulai dari rumah sampailah ke tempat kerja. Begitu seterusnya, sampailah berakhir ramadlan dan di sambut hari raya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun