Terik dari cerlang matahari
tepat di atas ubun-ubun. Tandas
pohon, mata terbakar puisi
dan kata-kata riuh seketika.
Awan bergerak pergi
menemui sang pujaan hati yang
sedang mengandung gelisah
dan luka menganga dalam.
Kepalamu hilang rimbun
menjadi jelaga dan sebagian rasa
membuncahkan nanar dan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!