Mohon tunggu...
Ahmad Ashim Muttaqin
Ahmad Ashim Muttaqin Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Alumni Madrasah Mu'allimin dan penikmat kegaduhan negri.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mewaspadai Semut-semut Pilkada di Indonesia

5 Agustus 2020   14:22 Diperbarui: 5 Agustus 2020   15:45 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://wartakota.tribunnews.com/

Disisi lain, mereka tidak bisa dijamin konsistensinya. Karena tujuan pragmatis mereka,  bisa jadi mereka berpaling dari pasangan satu menuju pasangan lainnya yang menyedikan gula lebih manis. Kondisi yang dinamis seperti inilah yang harus diperhatikan oleh tim sukses masing-masing calon.

Ibarat judi, pilkada merupakan arena pertaruhan yang seksi. Hanya saja memasang taruhan tinggi tak menjamin mereka untuk menang. Tapi jika mereka bertaruh dengan harga tinggi dan menang, maka bersiap-siaplah untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Keuntungan tersebut tak selalu dalam bentuk uang, bisa jadi dalam bentuk jabatan strategis, proyek-proyek daerah, kemitraan dan kerja sama, serta jaminan keamanan dalam melakukan bisnis.

Dan ketika terlanjur mengeluarkan dana banyak dan ternyata pasangan yang didukungnya kalah, hal ini bisa menjadi bumerang bagi pasangan tersebut. Bisa jadi mereka memanfaatkan sanksi hukum, sosial dan ekonomi untuk melampiaskan kekesalan mereka karena rugi bandar dalam jumlah besar.  

Realita tersebut tidak bisa dipungkiri selalu terjadi di perpolitikan Indonesia. Berkerumunnya berbagai jenis semut memang menjadi strategi penting dalam meraih kekuasaan. Relasi antara ekonomi dan politik memang tidak pernah terputus, namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pengelolaan dua aspek tersebut secara bijak dan bermoral.

Mari kita akhiri munculnya berita-berita terkait korupsi, kolusi dan nepotisme. Hadirnya instrumen-instrumen hukum yang tegas dalam memberantas praktik-praktik kotor dalam berpolitik seharusnya bisa menjadi langkah preventif. 

Kesuksesan pilkada tidak bisa hanya disandarkan kepada KPU dan Bawaslu semata, partisipasi aktif masyarakat tentu sangat diperlukan untuk mengawal pilkada yang "luber jurdil". 

Pilkada yang damai tentu akan terhindar dari konflik-konflik sosial yang menjadi penyakit musiman ketika pesta politik diselenggarakan di berbagai daerah. Akhir kata, semoga pilkada serentak 2020 besok bisa menghasilkan putra-putri terbaik daerah untuk membangun semangat kebangsaan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun