Mohon tunggu...
Mas Nanang
Mas Nanang Mohon Tunggu... karyawan swasta -

seorang ayah yg sederhana, kadang-kadang menjadi penulis lepas (kendali)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ibu, Maafkan Aku

22 Desember 2013   08:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:38 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cucu-cucu Ibu itu, membuatku malu ketika bercermin dan melihat siapa orang yang ada di sana. Dalam keadaan serba susah, dengan sabar dan penuh kasih sayang Ibu membesarkan kami. Seluruh hidup Ibu yang dihabiskan untuk mengurus aku dan adik-adikku, seperti tidak pernah ada hasil apalagi balasannya. Berpuasa setiap hari kelahiranku dan adik-adikku, menjadi buruh tani untuk membayar uang sekolah dan beli buku, sesungguhnya itu semua tak akan pernah berhenti mengusik ingatanku. Sampai hari ini, kita seakan tidak ada waktu untuk bertemu. Aku jarang pulang kampung ke Kediri, sudah empat tahun sejak Bapak berpulang ke pangkuan Illahi. Alih-alih mengirim uang, hanya untuk menelepon Ibu sekedar menanyakan kabar sekalipun, itu juga jarang-jarang. Aku tahu Ibu selalu memaafkan, walau aku memang belum bisa memperbaiki kenyataan.

Tapi berkat doa Ibu, Insya Allah lebaran Idhul Fitri 2014 nanti aku akan pulang mudik. Anak-anak sudah kangen sama Eyang Putrinya. Kangen dicubit kalau lagi nakal, kangen diceritakan kisah-kisah Rosul sebelum tidur dan kangen membantu Eyang Putrinya menjemur kasur. Aku janji, tidak akan keluar malam terus  untuk jalan bareng teman-teman lamaku seperti biasanya. Ingin kembali menemani Ibu mencari kayu dan mencari rebung di kebun bambu. Nanti akan kumasakkan sayurnya buat Ibu. Betapa bahagianya diriku bisa melakukan itu semua, walaupun itu tidak pernah bisa mengganti rasa malu dan perasaan bersalahku karena sampai saat ini belum bisa membahagiakan Ibu.

Sudah dulu ya, Bu.......sudah jam 2 pagi,  aku mau mengambil air wudlu.  Ingin rasanya menumpahkan kerinduanku kepada Ibu dan mohonkan doa dengan segala yang aku bisa di dalam sujudku. Sekali lagi, Ibu. Maafkan aku. Sudah hampir 50 tahun usiaku, hanya doa sederhana  yang bisa aku persembahkan untukMu.

******************************

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun