Mohon tunggu...
Nur Rakhmat
Nur Rakhmat Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belajar Menjadi Guru

Nur Rakhmat. Pembelajar yang belajar untuk belajar bermanfaat bagi sesama. Saat ini mengajar di SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. Berusaha selalu aktif menulis dan memberikan kontribusi positif untuk kemajuan pendidikan. Aktif di forum dan komunitas literasi serta kepenulisan di Kota Semarang dan Jawa Tengah. Bisa dihubungi di FB Nur Rakhmat dan Nurrakhmat Blogguru Indonesia. Salam Sukses Selalu ...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Antara Kyai, Santri, dan Literasi

5 Desember 2019   22:42 Diperbarui: 6 Desember 2019   09:20 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain untuk mengasah ketajaman santri dalam dunia tulis menulis, serta menambah khasanah keislaman, Gerakan Satu Santri Satu Buku juga bisa digunakan untuk media dakwah dalam mensyiarkan ajaran islam melalui dunia tulisan atau istilahnya dakwah bilqalam.

Sahabat Ali bin Abu Tholib pernah memberikan petuahnya terkait menulis yaitu, Ilmu itu ibarat binatang buruan dan menulis adalah cara mengikatnya. 

Melihat pendapat Sahabat Ali tersebut, sudah sepatutnya kita merespon dengan baik dengan cara membudayakan dunia tulis menulis di semua kalangan, termasuk kalangan santri salah satunya dengan mewujudkan Satu Santri Satu Buku.

Terlebih dalam dunia pesantren sudah terkenal nama-nama kondang dalam ranah kepenulisan buku atau kitab. Diantaranya, kita mengenal Syekh Nawawi Al Bantani yang kitab-kitabnya masyhur menjadi rujukan ulama-ulama sedunia dan tanah air. 

Bahkan karena kemasyhuran dan tingkat intelektualnya yang tinggi tersebut beliau dijuluki pemimpin Ulama Hijaz padahal beliau berasal dari Tanah Jawa. Kemudian kita juga mengenal Mbah Soleh Darat dari Semarang, KH Hasyim Asy'ari, Buya HAMKA dan masih banyak ulama lainnya.

Selanjutnya, untuk mengefektifkan Gerakan Satu Santri Satu Buku perlu kiranya dukungan semua pihak, khususnya semua stake holder dari pesantren tersebut. 

Seperti dukungan pengasuh, pengurus dan dewan asatidz sangat diperlukan guna memotivasi santrinya untuk menulis. Selain itu, dukungan dari media ataupun penerbit juga sangat diperlukan guna mengakomodir hasil karya santri.

Hemat penulis, dukungan serta motivasi dari semua stake holder tersebut sangat dibutuhkan. Selain untuk memompa dan menumbuhkan semangat santri membentuk budaya menulis dalam pesantren, juga untuk menumbuhkan semangat jihad santri via dunia tulis menulis khususnya yang berkaitan dengan wawasan seputar keagamaan atau pengembangannya.

Semangat Literasi

Pondok Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berperan dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan keagamaan sangat penting posisinya dalam berhasilnya pendidikan di Indonesia utamanya dalam penanaman pendidikan karakter bangsa. 

Sudah kita ketahui bersama bahwa peran golongan santri atau pesantren dalam masa perjuanagan sangatlah besar. Karakter cinta tanah air mereka sangat tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun