Mohon tunggu...
Maryati
Maryati Mohon Tunggu... Lainnya - Selalu optimis dan menebar kebaikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ibu dari 4 orang anak, sebagai sinden dan pemandu "Upacara Adat Sunda" di Kepri. Pernah menjadi guru les/privat di rumah sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Setia Sampai Mereka Tak Sanggup

19 Januari 2021   00:11 Diperbarui: 19 Januari 2021   00:18 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Mungkin Anda semua memahami apa maksud dari judul diary yang saya buat ini. Atau mungkin juga Anda semua tidak tahu apa maksud judul tulisan saya? Saya sebenarnya ingin sekali membuat judul yang unik dan menarik, tapi apalah daya, hanya ini kemampuan saya saat ini.

Maksud setia di sini yaitu saya dari dulu paling tidak suka yang namanya gonta-ganti atau pindah-pindah apapun yang berhubungan dengan orang di sekeliling saya. Kalau sudah sama si A, pasti akan terus sama si A. Entah itu pasangan hidup, belanja kebutuhan sehari-hari, belanja online, tukang service elektronik,  service sepeda,  service motor, atau tukang reparasi rumah.

Ada salah satu tukang reparasi rumah langganan saya, yang kebetulan dia umurnya sudah sepuh. Kira-kira sekarang sudah berusia 65 tahun. Dari mulai beliau datang dari kampung, saya sudah berlangganan sama beliau. 

Padahal sebelumnya sudah ada dua orang yang pernah reparasi rumah saya, namun keduanya tidak cocok dengan cara kerjanya. Kadang datang kadang tidak. Sehari datang seminggu libur.

Berbeda dengan Abah ini, walaupun dia agak lambat cara kerjanya tapi dia selalu hadir terus tiap hari. Jam kerja mulai jam 8 pagi, istirahat satu jam untuk makan siang dan solat lalu pulang kerja jam 4 sore. Lambat kerja, memang saya memahaminya karena dia sudah sepuh.

Hampir 10 tahun saya mempercayai kerja Abah, hingga tadi siang pun dia masih mau bekerja reparasi rumah saya lagi. Padahal seminggu yang lalu dia sedang bekerja pada orang lain yang lebih tinggi dikit bayarannya dari yang saya berikan padanya. Orang inipun kalau menyuruh reparasi rumahnya, biasanya pada orang lain dengan bayaran yang mahal.

Entah apa juga sebabnya si Abah tadi pagi tiba-tiba datang ke rumah saya untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Tertunda karena dia di suruh kerja di rumah anggota dewan itu, dengan bayaran yang tinggi. Jadi ya kalau kerja di rumah saya,  saya selalu bersabar menunggu hari libur. Karena tiap hari libur si Abah tidak bekerja di rumah orang kaya itu.

Abah pun mengatakan pada saya bahwa dia tidak mau lagi kerja padanya. Tanpa memberikan alasan apapun pada saya, kenapa tidak mau kerja lagi sama orang kaya itu?

Memang kalau si Abah yang reparasi di rumah, saya selalu bantu pekerjaannya. Kadang bantu angkat batu bata, kadang bantu menyiapkan air untuk adonan menembok, kadang juga bantu menyodorkan apa keperluan si Abah. Saat dia sakit pusing pun Abah selalu minta izin untuk libur atau setengah hari.

Selama dia bekerja pada orang lain, saya tidak pernah mencari pengganti si Abah oleh siapapun. Mungkin karena saya sudah biasa untuk selalu setia, walau harus menunggu pada saat libur saja.

Rasa kasihan juga melihat dia kalau sampai dia di porsis tenaganya. Jadi saya beri dia kebebasan untuk selalu istirahat dulu setiap dua jam sekali. Bahkan saya suruh untuk mencicipi makanan dan minuman yang saya suguhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun