Gemilang.Â
Tatapan matamu menyelinap ke ruang relung hatiku. Aku terpesona. Aku terkesima. Oiya?Â
Ada-ada saja yang membuatku ingin dan selalu menatap padamu. Termasuk saat ini. Ketika akhirnya kita bertemu pandang, di ruang ini. Ruang yang sama, sama, seperti dulu kita pernah bertatap untuk pertama kalinya. Maya.Â
Ah, meski pun ruang ini maya, aku masih sangat ingin memandangmu, kawan. Engkau yang mengajarkanku bagaimana cara menatap dunia dengan caramu. Engkau yang membuatku mau membuka mata lagi, sesaat setelah ku ingin terlelap karena mengantuk. Engkau yang menggerakkan jemariku pelan, pelan, dan selanjutnya menjadi lebih cepat dari waktu ke waktu, seiring dengan berbagai rasa dan suara yang ingin ku curahkan dari dalam diriku. Engkau temanku, ya, kita berteman dan masih sama kan ya?Â
Haii, senang berjumpa lagi teman, di ruang maya yang terkadang dulu pernah menghanyutkanku hingga tenggelam ke dasarnya. Maya yang membuatku sempat tidak bisa tidur dan memejamkan mata karena gemilangnya. Maya yang memberiku cukup banyak ruang untuk bersua dengan siapa saja di sana. Maya yang membuatku ingin segera bersuara dalam diamku. Maya yang memberiku kesempatan untuk berekspresi, bersuara dalam heningku. Maya yang membagikan mimpiku dan mengubahnya menjadi kenyataan. Maya yang menjadi jalan, sampaikan aku di sana, padamu teman.Â