Meskipun tidak mudah melewati tahun 2022, generasi muda masih optimistis bahwa kondisi mereka akan lebih baik di tahun 2023. Pengalaman bertahan hidup ditambah dukungan sosial selama ini cukup meyakinkan mereka untuk menghadapi ancaman pada 2023. Optimisme generasi muda ini juga ditunjukkan dengan kesiapan dan keyakinan mereka menghadapi berbagai proyeksi kondisi di tahun 2023, keyakinan ini terpupuk dari keberhasilan mereka bertahan melewati pandemi dalam dua tahun terakhir. Dari pandemi, mereka jadi memiliki pengalaman untuk menghadapi kesulitan.
Generasi Z adalah generasi yang didominasi oleh kelahiran tahun 1997-2012. Berdasarkan sensus penduduk 2020, gen z menduduki peringkat pertama dengan jumlah 74,93 juta jiwa (27,94%). Jadi bisa dibilang kebanyakan anak-anak di tahun 2023 merupakan millenial, gen z tumbuh dengan teknologi dan sosial media, sehingga di kenal sebagai generasi pecandu teknologi dan cenderung anti sosial.Â
Tidak sedikit yang sering menyebut gen z sebagai influencer yang bisa dikatakan adalah penduduk asli dari era digital. Akrab dengan teknologi dan internet membuat gen z kaya akan informasi. Namun, ketergantungan terhadap teknologi membentuk karakter yang keras kepala dan suka sesuatu yang instan. Selain itu karakteristik gen z yang suka terburur-buru membuat gen z sering sekali tidak tepat waktu dalam melakukan sesuatu, akan tetapi karena mudahnya gen z dalam berinteraksi dengan siapapun membuat gen z lebih demokratis dan sangat kreatif jika dibandingkan dengan generasi lainnya.
Bersamaan dengan gen z, dunia bertumbuh beriringan dengan budaya luar cukup erat. Biasa kita sebut dengan globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia juga berkembang pusat. Ini sudah dirasakan sekarang dan buruknya menjadi suatu masalah untuk generasi z. Selain memeberikan dampak positif, tidak dipungkiri perkembangan ini mengarahkan generasi z ke hal-hal yang negatif.Â
Belum lagi hal ini berdampak besar pada generasi z dalam menyikapi perubahan akibat globalisasi, contohnya seperti; masuknya pengaruh budaya asing, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, tindakan kriminalitas, pornografi dan budaya kekerasan. Hal ini tidak bisa dihindarkan karena kemudahan teknologi seperti internet, telepon seluler, dan media sosial. Hal tersebut memberikan kemudahan akses pula untuk penggunaan media sosial yang berisikan konten menyimpang.
Gen z adalah generasi yang paling rentan terhadap pengaruh budaya asing, padahal gen z sendiri merupakan aset sebuah negara karena gen z ini yang akan menjadi penerus bangsa dalam meneruskan budaya Indonesia. Budaya di berbagai negara pastinya berbeda-beda, di Indonesia pun budaya di dalam negeri sudah sangat beragan apalagi jika di tambah dengan globalisasi yang masuk membawa budaya baru dari luar.Â
Budaya yang masuk juga tidak bisa di filter, bisa jadi hal positif dan negatif yang masuk ke dalam negeri. Sedangkan budaya luar yang mengandung hal negatif tidak sedikit juga yang mengikutinya dan berdampak dengan perusakan moral pada pemuda bangsa Indonesia.Â
Salah satu contoh yang sangat terlihat saat ini adalah cara berpakaian generasi z, maraknya penggunaan pakaian terbuka atau biasa orang bilang "pakaian kurang bahan" adalah tren saat ini yang datang dari kebiasaan orang barat. Hal tersebut menyebabkan hilangnya budaya asli Indonesia yang dikenal tertutup dan sopan.
Indonesia sendiri dikenal dengan budaya berpakaian unik di pandangan orang luar, salah satunya adalah kebiasaan orang Indonesia menggunakan batik. Batik, Pakaiain tradisional dengan nilai filosofis dan identitas dari Indonesia yang dikenal kuat; terutama batik tradisi yang digambarkan secara elegan melalui proses pembuatan secara detail.Â
Batik memiliki Tampilan visual yang menarik dengan sederet pola yang bisa dipilih untuk menjadi panduan untuk menentukan kualitas estetika batik. Kepercayaan mistis yang ada pada batik perlahan tapi pasti telah diabaikan oleh masyarakat, terutama para generasi penerus millenial. Minimnya pengetahuan generasi muda tentang sejarah, nama, makna filosofis, dan fungsi batik tradisi sebagai kelengkapan upacara adat menjadi serangkaian masalah yang mendesak untuk ditemukan solusi efektifnya secara strategis, berkesinambungan, terukur, dan berkelanjutan (Sugiarti, 2014); (Mustika, 2018).
Metode pendekatan efektif yang mampu menyesuaikan kondisi kekinian diperlukan, untuk menyemai nilai-nilai kearifan lokal dan kejayaan batik tradisi di Indonesia. Efek positif setelah penerapan metode diharapkan terjadi pada sektor lain di luar batik tradisi secara berkesinambungan, sehingga mampu menciptakan stabilitas dan ketahanan pada pembangunan nasional Indonesia. Generasi muda merupakan generasi yang sangat penting bagi Negara.Â