Mohon tunggu...
Siti Marwanah
Siti Marwanah Mohon Tunggu... Guru - "Abadikan hidup melalui untaian kata dalam goresan pena"

"Tulislah apa yang anda kerjakan dan kerjakan apa yang tertulis"

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Terapi Alami

24 Januari 2021   09:12 Diperbarui: 24 Januari 2021   10:27 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Cahaya sang Surya baru menampakkan diri dari tidur panjang saat kendaraan yang kami tumpangi memasuki area pantai Labuan Haji. Pantai dengan pemandangan eksotik menjadi daya tarik tersendiri khususnya bagi masyarakat Lombok Timur. Kondisi ombak yang tidak terlalu besar ditambah dengan rindangnya pepohonan membuat pengunjung betah berlama-lama menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta.

Pedagang kaki lima juga banyak bertebaran disepanjang bibir pantai membuat pengunjung tidak perlu khawatir keroncongan saat perut menuntut untuk diisi. Dengan hanya merogok kocek lima ribu rupaih, pengunjung bisa menikmati indahnya pemandangan pantai dari perahu nelayan untuk mengelilingi pantai Labuhan Haji ini dengan hanya membayar lima ribu rupiah untuk setiap kepala.

Bagi pengunjung yang suka senam sembari menghirup udara pantai, di salah satu bagian pantai diadakan senam massal secara gratis yang di pandu oleh instruktur senam yang sudah terlatih. Lantunan syair demi syair mengalun syahdu terdengar dari alat musik yang tersedia di salah satu cafe pinggir pantai.

Lembutnya pasir hitam juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi anak-anak untuk bermain pasir sambil bercengkrama dengan teman-temannya. Terdengar canda tawa dari bibir mungil menjadi kebahagian tersendiri bagi keluarga untuk menghabiskan liburan akhir pekan.  

Mata saja tertuju pada salah seorang pedagang asongan.
Kritak...ketipung...ketipak...ketipung suara keluar dari benda berbentuk setengah lingkaran yang terdiri dari beberapa kotak terbuat dari aluminium yang berisi gula-gula kapas. Seorang lelaki paruh baya sedang asyik menjajakan dagangannya kepada setiap pengunjung. Makanan masa kecil hampir setengah abad lalu ternyata masih ada. Dan itu menjadi salah satu makanan Langka saat ini.

Yang membuat manisan ini langka adalah alat yang digunakan untuk menjual penganan tersebut. Walaupun jenis gula kapas saat ini banyak di jual tapi rasanya sangat berbeda dengan manisan kapas yang di buat dengan cara yang masih sederhana.

Sang Surya semakin tinggi, panasnya mulai menyengat namun tidak menyurutkan antusias pengunjung untuk tetap bertahan berendam dipingir pantai. Sementara ibunda tercinta di temani paman sedang asyik mengubur setengah tubuhnya dengan pasir. Cara ini dipercaya bisa dijadikan terapi syaraf. Terlebih-lrbih bagi mereka yang sudah berusia lanjut.

Menurut pengakuan mereka berdua, badannya akan terasa lebih ringan, segar dan tidur lebih nyenyak jika sudah kami ajak Berendam sekalian mengubur kakinya di pasir pantai. Semoga kegiatan hari ini akan menjadi bagian episode terindah bagi keluarga tercinta, hingga akhirnya nanti akan menjadi kenangan yang tak terlupakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun