Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Formasi Diri, Keluarga Mengupayakan Kemapanan Diri yang Konsisten dan Produktif

30 Juli 2025   09:31 Diperbarui: 30 Juli 2025   09:25 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga menjadi komunitas penting dalam formasi diri. Diambil dari:https://kidpreneurs.org/family-business-ideas/ 

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar kepercayaan.

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri.

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar

menemukan cinta dalam kehidupan.

Anak-anak akan belajar dengan kehidupannya. Keluarga menjadi tempat pertama dan utama dalam proses belajar kehidupan. Formasi diri menjadi pribadi yang utuh dan menyeluruh bagi anak-anak dimulai dari keluarga, bersama orang-orang terdekatnya, orangtua dan saudara. Sejatinya pendidikan pun berangkat dari keluarga sehingga sekolah tidak bisa menggantikan peran keluarga. Kolaborasi dan sinergi keluarga dan sekolah justru menjadi terobosan yang baik dalam mengusahakan pendidikan yang bermakna dan kontekstual.

Habitus dan tanggung jawab menjadi sarana ampuh membangun karakter. Diambil dari: https://evolvetreatment.com/blog/giving-kids-responsibilities/
Habitus dan tanggung jawab menjadi sarana ampuh membangun karakter. Diambil dari: https://evolvetreatment.com/blog/giving-kids-responsibilities/
Keluarga sebagai komunitas utama dan pertama dalam formasi diri sejatinya menjadi perhatian penting dalam bertumbuh kembang di lingkungan, sekolah, masyarakat, atau pun berbagai komunitas. Habitus-habitus baik dan positif dalam keluarga seharusnya terjadi secara konsisten dan dilakukan dalam ketekunan yang menggembirakan, bukan keterpaksaan. Orang tua dan anak-anak menikmati konsistensi ini sebagai sebuah kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang sebagai anak dan sebagai orang tua.

Habitus-habitus baik dan positif dapat dilakukan lewat kegiatan-kegiatan bersama dalam komitmen dan kegembiraan. Ada begitu banyak habitus baik dalam keluarga yang bisa dilakukan, seperti: doa malam bersama yang di dalamnya ada kesempatan untuk saling mendoakan; berkumpul bersama tanpa handphone sehingga bisa saling bercerita dan mendengarkan di jam-jam tertentu; jalan-jalan kecil di sekitar perumahan; olah raga bersama; bertaman bersama; membaca buku setiap hari bersama-sama; makan malam selalu dilakukan bersama dalam keluarga; dan masih banyak lagi habitus baik dan positif yang bisa dikreasikan dalam keluarga.

Selain itu, tanggung jawab sederhana dalam keluarga pun dapat diberikan ke masing-masing pribadi sebagai tanggung jawab rutin setiap hari. Tanggung jawab ini menjadi sarana keteladanan dan perhatian satu sama lain dalam dinamika keluarga yang akan membantu menumbuhkembangkan karakter diri yang bertanggung jawab dan merasa dipercaya. Sejak usia tiga tahun, saya memberi anak saya tanggung jawab untuk mengecek dan mengunci pintu utama rumah dengan kode "Tugas Negara". Ketika dia lupa dan kami mengingatkan "Tugas Negara", dia paham dan segera melakukan tanggung jawabnya. Bahkan di usia lima tahun, dia mendapat tanggung jawab tambahan sebagai koordinator doa keluarga: mengajak semua anggota keluarga berdoa dan dia memimpin doa malam sebelum tidur.

Akhirnya, menjadi sebuah kepercayaan besar bahwa formasi diri hendaknya menjadi nafas kehidupan bagi kita semua untuk diusahakan secara terus-menerus (ongoing formation). Keluarga menjadi tempat yang kontekstual dan utama untuk mengusahakan formasi diri sepanjang hayat dalam konsistensi dan produktif pada hal-hal baik dan positif. Saatnya hidup ini untuk selalu dihidupi dalam kebermaknaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun