Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi tentang Pengalaman Bersama: Mengajak Orang Lain Membangun Makna

29 Mei 2023   08:38 Diperbarui: 29 Mei 2023   08:52 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi diambil dari: www.silverridgerecovery.com

Hidup bukanlah membangun kesendirian dalam kenyamanan semu namun hidup adalah usaha hebat membangun kebersamaan. Hidup layaknya membangujn jembatan yang menghubungkan banyak wilayah, bukan membangun tembok pembatas yang membelenggu diri dalam kekerdilan jiwa dan raga.

Joseph F. Newton pernah berkata, "Orang merasa kesepian karena mereka membangun tembok dan bukannya jembatan." Relasi baik dan mendalam dengan orang lain senantiasa menjadi jembatan kehidupan yang menghubungkan seluruh budi dan hati sehingga ada ikatan batin bersama untuk menata visi dan misi bersama untuk mencapai tujuan hidup.

Seringkali kita jumpai komunitas atau lembaga tertentu yang terdiri dari orang-orang hebat secara kompetensi, bahkan bergengsi secara statusnya. Uniknya, komunitas atau kelompok tersebut kurang bisa berjalan dengan baik dan ada kecenderungan bergerak sendiri-sendiri untuk saling menunjukkan kemampuannya. Bahkan, perjumpaan hanyalah sebuah rutinitas untuk melakukan pekerjaan tanpa ada obrolan atau perjumpaan di luar rutinitas kerja yang sekadar bersuka ria dan menghabiskan waktu dengan canda tawa lepas.

Bisa kita bayangkan juga, sebuah keluarga dengan ayah, ibu, dan anak yang menjalani tugas kesehariannya masing-masing. Ayah berangkat kerja pagi dan pulang sore, lalu menghabiskan waktu malam dalam kelelahan dan kesendirian bersama gadget ataupun televisi. Ibu sudah bangun jauh lebih pagi menyiapkan segala kebutuhan rumah hingga siang dan berlanjut sore tanpa mengenal lelah, yang kadang-kadang diselingi kegiatan di luar rumah bersama komunitas tertentu, dan akhirnya menghabiskan malam dalam keletihan dan kesendirian. Begitupula anak, sibuk dengan sekolah dan pekerjaan rumahnya dan menghabiskan malam dalam kesukaannya bersama media sosial. Semua sibuk namun tak ada jejaring yang menyatukan mereka, ikatan batin yang menyukakan hati dan budi.

Menggarisbawahi apa yang dikatakan oleh Newton, bahwa banyak pribadi membangun tembok untuk dirinya sendiri, sibuk dengan dirinya sendiri. Banyak orang menutup diri sehingga tidak membuka akses untuk membangun relasi dengan orang lain. Banyak pribadi membuat penjara untuk dirinya sendiri, terlebih dengan teknologi yang semakin canggih, yang jauh menjadi dekat dan yang dekat menjadi jauh. Ada pemandangaan yang sangat ironis dan tragis, sebuah keluarga pergi makan malam di sebuah tempat makan yang asyik. Sembari menunggu makan, mereka semua asyik dengan handphonenya masing sambal tersenyum-senyum, begitupula setelah makan selasai hingga akhirnya mereka pulang. Inilah tragedi kehidupan yang mengerikan.

Mari memulai menikmati hidup bersama orang di sekitar kita! Membuat semakin dekat, mereka yang dekat di sekitar kita. Membangun jembatan relasi, melepas gadget tatkala bersama orang lain, menikmati dalam cakap, canda, dan cerita. Relasi seperti ini sejatinya yang akan membawa kekuatan dan inspirasi yang begitu hebat untuk membangun kehidupan yang lebih berkualitas. Kebersamaan dengan teman kerja, kegembiraan dan kedekatan hati dalam keluarga, sesungguhnya inti dari menghidupi hidup ini. Relasi dan perjumpaan pribadi antar manusia merupakan pondasi ampuh dalam kehidupan.

Peristiwa ini akan membawa kedekatan yang hebat. Bersama rekan kerja terburu-buru menerobos lalu lintas di kota asing untuk sampai ke bandara dan kemudian berlari-lari membawa bagasi melalui kerumunan orang banyak lalu naik pesswat terbang pada menit-menit terakhir. Tampaknya ini hanya pengalaman heroik, namun sebenarnya pengalaman ini membawa kedekatan hati yang berimbas pada kerja sama untuk kesuksesan kerja. Setiap kali mengingat pengalaman ini bersama rekan Anda, pasti ada senyum dan kebahagiaan yang begitu hebat.

Untuk memaknai hidup, memang tidak harus dengan pengalaman seheroik itu namun setidaknya pengalaman-pengalaman bersama orang lain akan menciptakan sejarah bersama dan menghubungkan satu sama lain dalam makna. Hidup sejatinya proses berbagi pengalaman satu sama lain yang membangun jembatan untuk menghubungkan hati dan budi pada kearifan hidup ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun