Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Humanis (4): Nonton Televisi, Analisisnya Pembelajaran

2 September 2021   04:05 Diperbarui: 2 September 2021   04:06 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampak tidak menakutkan dan memberatkan anak didik tatkala membaca tema pembelajaran siang itu. Rupanya ini membawa efek psikologis yang baik bagi anak-anak dalam belajar. 

Beda halnya kalau topik yang ditulis "Analisis Media" atau "Pengaruh Media Bagi Masyarakat" tampak begitu hebat dan mengerikan seolah-olah anak-anak akan belajar sesuatu yang berat.

Kata "Analisis" tampak begitu berbobot dan menakutkan. Apalagi mereka belajar tepat jam terakhir maka pembelajaran serasa neraka bagi mereka.

Tak lama setelah sang guru berbicara dengan anak-anak di awal pembelajaran siang itu, tampak anak-anak itu mulai berbagi cerita dalam pasangan. Bahkan mereka boleh mencari tempat yang nyaman, seperti di bawah pohon yang ada di halaman sekolah, di pinggir lapangan sepakbola yang rindang dengan pepohonan, di lorong, atau di perpustakaan. 

Anak-anak benar-benar dibuat nyaman dalam pembelajaran siang itu. Jam terakhir pembelajaran tidak dirasakan sebagai puncak kelelahan dan kantuk tetapi justru sebagai kesempatan yang menyenangkan dan penuh semangat.

Pembentukan pasangan sesuai nomor urut presensi (seperti nomor 1 dan 2, 3 dan 4, 5 dan 6, dan seterusnya) memungkinkan pasangan itu bisa sama segmennya atau malah beda jauh. Tampak pasangan Lia dan Lita yang ada di bawah pohon depan kelas begitu asyik berbagi cerita tentang sinetron yang mereka analisis. 

Ternyata mereka sama-sama menganalisis tentang sinetron sehingga tampak begitu cocok dan meriah sekali. Beda halnya dengan Indra dan Indira yang sangat beda sekali. Indra mencermati acara talk show  sedangkan Indira mencermati acara yang bernuansa horor. Topik yang sangat kontras antara Indra dan Indira.

Pembelajaran ini menjadi sebuah pembentukan karakter masing-masing anak untuk bisa berbagi dan sekaligus mendengarkan orang lain secara baik. 

Ada rasa saling menghargai satu sama lain yang coba ditanamkan dalam dinamika ini. Kesamaan dan perbedaan adalah sebuah keunikan hidup. Manusia mesti menerima itu sebagai sebuah kenyataan, bukan justru saling melawan satu sama lain. 

Acara televisi itu telah menjadi media yang baik untuk mengajarkan nilai-nilai kehidupan tentang berbagi dan mendengarkan.

Anak-anak mulai disadarkan akan sebuah metode belajar yang baik bahwa belajar tidak hanya dipahami sendiri tetapi akan menjadi lebih meresap dan mendalam tatkala mereka bisa membagikan kepada orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun