Mohon tunggu...
MAS TOKAN
MAS TOKAN Mohon Tunggu... Tour Leader; Tour Driver; Termasuk Taksol

Freelance Travel Agent yang juga pengemudi Taksi Online, suka baca, dan mencoba bercerita lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lulus SMA, Pilih Kuliah atau Kerja?Refleksi Untuk Kita Yang Baru (dan akan) Lulus di NTT

5 Oktober 2025   09:15 Diperbarui: 4 Oktober 2025   14:41 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Gamelab/Kredit Foto)

Setiap tahun, ribuan siswa SMA dan SMK di Nusa Tenggara Timur (NTT) menutup lembar putih abu-abu dengan seribu tanya di kepala: "Setelah ini saya mau ke mana?". Pertanyaan sederhana, tapi jawabannya tak pernah mudah. Sebagian merasa mantap untuk kuliah, sebagian ingin langsung bekerja, sementara yang lain memilih mengikuti arus---kemana saja teman pergi, di situlah ia ikut.

Pilihan setelah lulus SMA bukan hanya urusan pribadi. Ia adalah pintu masa depan, bukan hanya untuk anak muda itu sendiri, tetapi juga untuk keluarga, bahkan bagi masa depan NTT. Karena itulah, penting sekali membicarakan pilihan ini dengan lebih jernih dan terbuka, apalagi di tengah perubahan cepat dunia kerja dan pendidikan saat ini. 

Kondisi Dunia Kerja di NTT: Antara Realita dan Harapan

Jika kita melihat kondisi nyata di NTT, lapangan kerja formal masih terbatas. Data BPS menunjukkan mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian, perikanan, dan perdagangan kecil. Sektor pariwisata, terutama di Labuan Bajo, Maumere, Kupang, dan Lembata mulai berkembang, memberi ruang kerja baru di hotel, restoran, dan jasa transportasi.

Namun, mari jujur: tidak semua lulusan SMA bisa langsung bekerja di sektor formal dengan gaji layak. Banyak yang akhirnya terjun ke pekerjaan informal, seperti buruh harian, ojek online, atau kerja serabutan.

Di sisi lain, dunia digital membuka peluang baru. Banyak anak muda NTT yang kini mencoba usaha online: jualan tenun ikat di marketplace, jadi konten kreator TikTok, atau kerja remote sebagai desain grafis dan penulis lepas. Artinya, peluang tetap ada, tapi butuh keterampilan digital dan keberanian mencoba hal baru. 

Kuliah: Investasi Jangka Panjang

Kuliah sering dianggap sebagai tiket menuju kehidupan lebih baik. Di NTT, pilihan kampus memang masih terbatas, tapi beberapa Perguruan Tinggi sudah berkembang pesat: Universitas Nusa Cendana (Undana), Politeknik Negeri Kupang, Universitas Flores, Universitas Katolik Widya Mandira, dan masih banyak kampus-kampus lain di NTT yang juga turut andil dalam memberi dampak positif terhadap pendidikan di NTT.

Selain itu, banyak anak NTT memilih kuliah ke Jawa atau Bali karena pilihan jurusan lebih beragam. Namun, biaya kuliah tentu menjadi pertimbangan besar bagi banyak keluarga.

Kelebihan kuliah jelas:

  • Membuka peluang karier yang lebih luas.
  • Membentuk jaringan pertemanan dan relasi. 
  • Memberi waktu belajar keterampilan soft skill: komunikasi, kepemimpinan, kerja tim.


Tapi kuliah juga punya tantangan:

  • Biaya kuliah, tidaklah murah. 
  • Butuh waktu minimal 3--4 tahun. 
  • Tidak ada jaminan langsung dapat pekerjaan setelah wisuda.

Oleh karena itu, orang tua dan siswa harus realistis. Jika finansial keluarga terbatas, ada baiknya mencari beasiswa KIP Kuliah, Bidikmisi, atau bahkan program LPDP untuk melanjutkan pendidikan. 

Langsung Kerja: Mandiri Lebih Cepat

Ada juga yang memilih langsung bekerja. Bagi sebagian keluarga di NTT, anak cepat bekerja berarti bisa membantu ekonomi rumah tangga. Sektor yang terbuka lebar adalah:

  • Pariwisata (hotel, travel, kuliner, transportasi). 
  • Perdagangan (jualan online maupun offline). 
  • Pekerjaan informal (ojek online, pekerja toko, buruh harian).

Kelebihan langsung kerja:

  • Mendapat penghasilan lebih cepat.
  • Mendapat pengalaman nyata di dunia kerja.
  • Bisa belajar sambil menabung untuk kuliah di kemudian hari.

Namun, gaji untuk lulusan SMA biasanya relatif rendah. Persaingan dengan lulusan diploma dan sarjana juga cukup ketat. 

Maka, bagi yang ingin langsung kerja, penting untuk menambah keterampilan tambahan, misalnya kursus komputer, bahasa Inggris, atau sertifikasi tertentu.

Era Digital: Jalan Tengah yang Menjanjikan

Kabar baiknya, anak NTT sekarang tidak harus memilih antara "kuliah dulu" atau "kerja dulu" secara kaku. Era digital memberi jalan tengah. Seorang anak bisa kuliah sambil menjadi freelancer online. Bisa kerja di siang hari, kuliah malam, atau kuliah vokasi dengan durasi singkat. Bisa memulai bisnis online kecil-kecilan sambil belajar di kampus.

Contoh nyata: ada siswa SMK di Kupang yang selepas lulus langsung jualan tenun ikat lewat Instagram. Sambil berbisnis, ia kuliah manajemen di salah satu kampus swasta. Inilah bukti bahwa kombinasi "kuliah sambil kerja" mungkin dilakukan, asal ada manajemen waktu dan kemauan keras. 

Peran Orang Tua: Lebih dari Sekadar Membiayai Anak-Anak

Bagi banyak orang tua di NTT, kebanggaan terbesar adalah melihat anaknya kuliah. Namun, kebanggaan itu harus diiringi dengan kesadaran akan kemampuan keluarga. Jangan sampai memaksakan kuliah tanpa persiapan biaya, lalu anak akhirnya berhenti di tengah jalan.

Orang tua juga perlu lebih terbuka melihat dunia baru. Pekerjaan digital mungkin terlihat asing: penulis konten, desainer online, Youtuber, atau admin media sosial. Tapi, justru inilah yang tumbuh pesat saat ini. Dukungan orang tua, baik berupa motivasi maupun pemahaman, sangat penting untuk memberi ruang pada anak-anak NTT dalam mengejar peluang baru. 

Mungkin sedikit Tips Dalam Membuat/Mengambil Keputusan yang disadur dari beberapa sumber:

  • Kenali potensi diri - Apa yang paling kamu kuasai? 
  • Riset peluang -- cari tahu jurusan kuliah atau lowongan kerja yang sesuai. 
  • Pertimbangkan finansial -- realistis dengan kemampuan ekonomi keluarga. 
  • Cari mentor -- diskusi dengan guru, alumni, atau orang yang sudah berpengalaman. 
  • Jangan ikut-ikutan -- keputusan besar harus sesuai dengan dirimu, bukan semata karena teman. 

Penutup: Jangan Takut Salah Jalan

Generasi muda NTT, ingatlah: tidak ada satu jalan tunggal menuju sukses. Ada yang kuliah dulu baru sukses, ada juga yang langsung kerja dan berhasil, bahkan ada yang membangun usaha sejak muda. Yang terpenting adalah jangan berhenti belajar, baik lewat bangku kuliah maupun pengalaman kerja. Dunia berubah cepat, dan siapa yang mau belajar, dialah yang bisa bertahan.

Untuk orang tua, mari bersama-sama mendukung anak-anak kita dengan cara yang paling realistis dan membangun. Karena setiap keputusan---kuliah atau kerja---adalah investasi masa depan NTT. 

Masa depan NTT ada di tangan generasi mudanya. Mari kita bantu mereka memilih jalan terbaik, tanpa menakut-nakuti, tanpa memaksakan, tetapi dengan bimbingan yang penuh kasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun