Mohon tunggu...
Martin PurnamaPutra
Martin PurnamaPutra Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Belajar dari mana saja, siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hampir Menjilat Ludah Sendiri

26 Desember 2020   11:11 Diperbarui: 26 Desember 2020   11:15 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tak ingin tertipu lagi, akhirnya aku menyadarkan diri sendiri bahwa tak mungkin ada akun asli gadis cantik yang memfollow duluan akun seorang pria setengah tua yang tidak populer ini.

Mereka tak perlu repot-repot memfollow duluan karena dengan modal kecantikannya sudah pasti akan banyak akun-akun pria yang menjadi followernya. Kecuali jika aku sudah sekaya dan sepopuler Hotman Paris. Lain cerita...

Dunia Instagram ternyata memang tak seaman yang kubayangkan. Pernah suatu ketika aku berkomentar untuk menanyakan sesuatu di akun Instagram resmi milik sebuah bank pemerintah.

Tak berapa lama muncul DM dari akun yang mengatasnamakan bank tersebut. Dia menyapa dan menanyakan keperluanku, lalu menanyakan beberapa hal untuk memverifikasi data.

Dia minta aku menyebutkan nama lengkap, nomor rekening, serta tempat tanggal lahir. Karena itu hal yang biasa ditanyakan oleh bank untuk verifikasi data, maka kujawab saja.

Aku mulai curiga saat dia menanyakan nomor kartu ATM. Ada yang tidak beres, pikirku. Lalu aku cek akun resmi bank tersebut. Ternyata meski menggunakan logo yang sama, namun ada centang biru di akun resminya. Sementara yang mengirimiku pesan, tidak ada centang biru. Menyadari indikasi penipuan, langsung saja kublokir akun abal-abal itu.


Sejak aktif di Instagram, aku sering dimention dan ditag oleh beberapa teman. Dimention dan ditag bukan karena ada diriku difotonya, namun karena temanku itu sedang mengikuti giveaway. Dan syarat untuk mengikuti giveaway tersebut adalah harus memention atau mentag sekian akun teman.

Aku tak mempermasalahkan akunku dimention atau ditag. Hanya saja aku merasa heran, kok sampai sebegitunya ingin mendapatkan hadiah. Misalnya harus mentag 5 orang teman demi hadiah yang tidak seberapa, hanya pulsa atau saldo Gopay sebesar  50-100 ribu.

Dan saingannya pun banyak. Ribuan! karena syaratnya sangat mudah. Tak perlu menggunakan kekreatifan untuk mengikutinya karena pemenang dipilih secara acak. Konyol sekali, begitu pikirku saat itu. Segala macam giveaway bagiku adalah 'bukan gue banget."

Untungnya aku tak sampai mengucapkan statement atau menuliskan status tentang itu. Hanya kusimpan di hati saja! Sebab, jika sampai kuucapkan, maka aku akan seperti menjilat air ludah sendiri. Kenapa? 

Beberapa waktu yang lalu, ada kawan yang mentag akunku. Dia sedang mengikuti kontes giveaway dengan cara memberi ucapan selamat ulang tahun kepada sebuah layanan travel online. Dia menulis ucapan dengan kreatif, disertai pantun, dan dihias berbagai ornamen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun