Mohon tunggu...
Marsya Emazias
Marsya Emazias Mohon Tunggu... Mahasiswa Teknik Industri Unissula

Hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sampah Daur Ulang sebagai Material Bangunan

12 Januari 2024   17:36 Diperbarui: 12 Januari 2024   17:41 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan benar, misalnya di lahan kosong atau tempat pembuangan sampah yang beroperasi secara acak, akan mencemari lahan setempat karena penumpukan sampah organik dan mungkin juga mengandung bahan limbah berbahaya. Pencemaran lingkungan tidak dapat dihindari, namun kita dapat mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup agar tidak mencemari. 

Dengan begitu, penting bagi kita untuk mengetahui bahwasanya cara pembuangan sampah melalui TPA dan pembakaran itu sangat berbahaya bagi lingkungan, karena selain berisiko melepaskan gas beracun ke atmosfer, membuang sampah plastik ke badan air dapat menyumbat saluran pembuangan atau terurai menjadi mikroplastik yang beracun bagi hewan air. Tempat sampah plastik yang melebihi kapasitasnya menyebabkan sampah yang tidak dipilah mengalir ke badan air dan lama kelamaan meninggalkan sampah plastik yang membutuhkan waktu puluhan atau ratusan tahun untuk terurai. Seperti yang sudah kita ketahui dari penjelasan diatas bahwasanya sampah dibagi menjadi dua bagian yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik sendiri memiliki contoh yaitu sampah plastik.

Bahan bangunan yang terbuat dari plastik daur ulang tidak banyak digunakan dalam industri konstruksi. Kebanyakan prototipe hanya digunakan untuk instalasi percontohan.Dibutuhkan kemauan politik yang luas dan kesadaran lingkungan untuk mendorong investasi yang lebih besar dalam potensi daur ulang plastik.Namun diharapkan kondisi akan mulai berubah seiring dengan meningkatnya tekanan masyarakat terhadap masalah polusi plastik.Berkat komitmen pemerintah dan industri terhadap gagasan ekonomi sirkular, nampaknya terdapat kesenjangan di pasar dan masyarakat dalam menyambut inisiatif plastik yang dapat menggantikan bahan bangunan tradisional.

Sampah plastik merupakan masalah lingkungan yang besar dan jutaan ton plastik berakhir di tempat pembuangan sampah setiap tahunnya. Pemerintah pun sudah banyak melakukan program untuk meminimalisir limbah industri melalui undang-undang mengenai lingkungan hidup. Mendaur ulang menjadi salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini dengan menggunakan teknologi inovatif yang telah dikembangkan untuk mengubah sampah plastik menjadi bahan konstruksi. Beberapa pendekatan utamanya adalah:

  • Batu bata plastik: Sampah plastik dihancurkan, dileburkan, dan dibentuk menjadi batu bata yang kemudian dapat digunakan untuk berbagai keperluan konstruksi. Batu bata ini tidak hanya ringan, tetapi juga menawarkan sifat isolasi yang sangat baik.

  • Penggantian beton: sampah plastik dapat digunakan untuk menggantikan sebagian agregat tradisional dalam produksi beton. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi penggunaan sumber daya alam, namun juga meningkatkan sifat termal dan akustik beton.

  • Genteng: Atap yang kokoh dan tahan cuaca dapat dibuat dari sampah plastik. Ubin ini tidak hanya menawarkan alternatif ekologis terhadap bahan atap tradisional, namun juga menawarkan dampak yang baik dan ketahanan terhadap radiasi UV.

Pemanfaatan limbah daur ulang pada bahan bangunan mempunyai banyak manfaat ekonomi dan lingkungan. Bahan daur ulang lebih mahal dibandingkan bahan alami dan dapat menghemat uang untuk proyek konstruksi. Daur ulang juga mengurangi permintaan bahan mentah, membantu melestarikan sumber daya alam, dan mengurangi konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca yang terkait dengan proses ekstraksi dan produksi. Praktik bangunan berkelanjutan mendukung konsep ekonomi sirkular, yang penting bagi kelestarian lingkungan jangka panjang. Memasukkan sampah daur ulang ke dalam bahan bangunan dapat memperpanjang siklus hidup bahan-bahan tersebut, mengurangi timbulan sampah, dan mengurangi kebutuhan akan pengadaan bahan-bahan baru secara berkelanjutan.

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasanya sampah dibagi menjadi dua bagian yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Lalu sampah sendiri itu merupakan hasil samping dari aktivitas manusia yang pastinya menghasilkan limbah dan kotoran yang apabila tidak di daur ulang atau dibuang begitu saja melalui TPA dan pembakaran justru akan mengakibatkan penyumbatan saluran pembuangan atau terurai menjadi mikroplastik yang beracun bagi hewan air. Maka dari itu, penting bagi kita sebagai makhluk hidup yang sudah semestinya menjaga dan melestarikan lingkungan disekitar kita melalui berbagai cara yang mungkin sudah kita ketahui, salah satunya yaitu dengan mendaur ulang sampah plastik menjadi beberapa bahan konstruksi bangunan.

Contoh: Batu bata plastik, penggantian beton, dan genteng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun