Mohon tunggu...
DT Peduli
DT Peduli Mohon Tunggu... Digital Marketing

Memberdayakan Umat dan memberikan peluang beramal

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Al-Kautsar Foundation : "Gaza Sudah Melewati Batas Perang, Mereka Sekarat Karena Kelaparan

13 Agustus 2025   08:54 Diperbarui: 13 Agustus 2025   10:12 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DT Peduli bersama Al Kautsar Foundation bahas Program untuk Warga Gaza, Palestina (Sumber : DT Peduli)

DTPEDULI.ORG | BANDUNG - Bunyi ledakan mungkin sudah menjadi keseharian yang menyesakkan bagi warga Gaza. Namun belakangan ini, suara yang lebih memilukan terdengar dari sudut-sudut kamp pengungsian, yakni rintihan kelaparan yang mengarahkan pada kematian.

Kondisi memilukan ini disampaikan langsung oleh Atallah Abu Ouda, Deputy Director Al-Kautsar Foundation (AKF) Southeast Asia, dalam wawancara khusus bersama DT Peduli pada Jumat (18 /7 2025). Wawancara dilakukan usai rapat koordinasi bersama DT Peduli di Kantor Pusat DT Peduli, Bandung, sebagai bagian dari upaya memperkuat sinergi kemanusiaan untuk Palestina.

Al-Kautsar Foundation sendiri merupakan mitra resmi DT Peduli dalam penyaluran bantuan kemanusiaan di Gaza. Melalui kolaborasi ini, bantuan dari masyarakat Indonesia dapat disalurkan secara langsung dan tepat sasaran kepada warga Gaza yang terdampak krisis.

"Mereka sudah melewati perang genosida, perang pembersihan etnis. Kini, warga Gaza sedang sekarat karena kelaparan," tutur Atallah membuka pernyataannya.

Ia menggambarkan situasi Gaza dengan nada yang dalam dan penuh keprihatinan. Menurutnya, penderitaan rakyat Palestina bukan hanya karena serangan militer yang tanpa henti, melainkan akibat kelangkaan makanan, air bersih, dan kebutuhan dasar lainnya.

"Mereka menunggu bantuan kita. Bayangkan, bayi dan anak-anak tidak punya susu, tidak punya popok. Keluarga saya di Deir al-Balah, kemarin baru saja menghubungi saya. Mereka hanya punya makanan untuk dua atau tiga hari ke depan, dan itu pun hanya nasi polos dan makaroni. Tidak ada nutrisi," ungkapnya.

Menurut Atallah, daging, ayam, sayur, dan buah-buahan hampir mustahil didapatkan. Kalaupun ada, harganya sangat mahal.

"Satu kilogram sayur bisa mencapai 70 dolar, atau minimal 20 dolar. Sangat mahal. Tidak terjangkau," ujarnya.

Krisis ini, lanjut Atallah, telah membuat masyarakat Gaza terjebak dalam kelaparan berkepanjangan. Dalam kondisi seperti ini, ia menyebut bahwa bantuan kemanusiaan yang tepat sasaran sangatlah penting.

"Alhamdulillah, tim kami masih bisa bergerak di dalam Gaza. Kami terus berikhtiar menghadirkan dapur umum, membagikan makanan siap saji, mendistribusikan air bersih, paket kebersihan, serta hygiene kit khusus untuk perempuan dan bayi," jelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun