Mohon tunggu...
DT Peduli
DT Peduli Mohon Tunggu... Digital Marketing

Memberdayakan Umat dan memberikan peluang beramal

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Suasana Hangat di Perantauan, Halal Bi Halal Lintas Bangsa di Masjid Al-Latief Perth

28 April 2025   11:01 Diperbarui: 28 April 2025   11:01 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Halal Bi Halal Jamaah Masjid Al-Latief Perth (Sumber : DT Peduli)

DTPEDULI.ORG | PERTH -- Enam hari telah berlalu sejak takbir terakhir Idulfitri bergema, namun halaman Masjid Al-Latief di Langford justru kembali dipenuhi dengan senyum dan pelukan. Di bawah langit musim gugur Ahad (6/4/2025) yang cerah, aroma sate, bakso, nasi kebuli, lontong, dan BBQ menggantung di udara, menyambut ratusan jamaah dari berbagai belahan dunia yang datang bukan sekadar untuk menyantap hidangan, tapi untuk menjaga hangatnya tali silaturahmi.

Acara bertajuk Halal Bi Halal Lintas Bangsa ini menjadi pertemuan lintas budaya, lintas usia, dan lintas bahasa. "Eid Mubarak!" terdengar bersahutan dalam logat Melayu, Arab, Urdu, hingga Inggris khas Australia. Tawa anak-anak yang bermain bersama tanpa tahu beda asal-usul, menjadi harmoni indah di tengah keberagaman yang tak pernah menjadi hambatan.

Suasana Halal Bi Halal Jamaah Masjid Al-Latief Perth (Sumber : DT Peduli)
Suasana Halal Bi Halal Jamaah Masjid Al-Latief Perth (Sumber : DT Peduli)

Ustadz Yani, Ketua DKM Masjid Al-Latief, menyampaikan bahwa meski tahun ini jumlah jamaah sekitar 400 orang, lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya sekitar 700 orang dari berbagai latar belakang, Halal Bi Halal bukanlah pada jumlah, melainkan pada kualitas silaturahmi yang terbangun.

"Pembagian sesi tetap seperti tahun lalu. Dimulai dari para imam, ustadz, dan masyayikh, lalu jamaah reguler, dan terakhir sesi untuk jamaah umum. Ini kami lakukan agar suasana lebih kondusif dan nyaman untuk semua yang hadir," ujarnya.

Meski hari raya telah lewat, Masjid Al-Latief kembali membuktikan bahwa Idulfitri bukan sekadar soal hari besar, tapi tentang ruh kebersamaan yang bisa terus dirawat hari demi hari, salam demi salam. Karena di tempat jauh dari tanah air, pelukan persaudaraan semacam ini adalah rumah yang sebenarnya.

Yang menarik, acara ini juga mendapat sambutan hangat dari tetangga non-Muslim di sekitar masjid. "Alhamdulillah, parkir bisa kami kelola dengan baik. Banyak jamaah yang datang berjalan kaki atau naik sepeda. Itu dimulai sejak Ramadan kemarin, dan ternyata membawa dampak positif," lanjut Ustadz Yani.

Namun ia mengakui, tantangan terbesar bukan datang dari luar, melainkan dari dalam, yaitu menjaga semangat, tenaga, dan kekompakan para relawan dan panitia untuk tetap melayani sepenuh hati.

Di balik kelelahan, ada rasa puas yang tak tergantikan. Karena sejatinya, di tanah rantau seperti ini, ukhuwah bukan sekadar pilihan. Tapi kebutuhan.

"Tujuan utama kami sederhana. Menjadikan masjid ini rumah untuk semua. Tempat yang menyambut siapa pun dengan cinta, tempat yang membuat anak-anak rindu datang, dan tempat yang terus menghidupkan ukhuwah di mana pun kita berasal," pungkas Ustadz Yani. (Kevin/Agus ID)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun