Mohon tunggu...
Siti Mariyam
Siti Mariyam Mohon Tunggu... (Pe)nulis

Siti Mariyam adalah gadis yang lahir di planet bumi pada tahun 1999 silam. Gadis yang lahir dan tinggal di Tangerang Selatan ini mulai tertarik dunia kepenulisan sejak akhir masa SMP. Dari mulai hobi menulis diary hingga membaca cerpen-cerpen di internet juga novel. Ia selalu mencatat setiap kata baru yang ditemuinya saat menonton film dan membaca untuk menambah kosa kata dalam menulis ceritanya nanti. Dari semua itu, telah lahir beberapa cerita yang bisa kamu nikmati di halaman Kompasiana pribadinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Buta: Pengetahuan Baru

10 September 2025   00:03 Diperbarui: 10 September 2025   00:03 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover by Bing.co & Canva

Setelah mengatakan itu, tubuh gue didorong dengan kencang oleh Kak Tyco hingga jatuh ke lantai.

"Lo mau jadi apa gak sekolah?" ucapnya marah. "Mau jadi gembel? Pemulung? Udah cacat, gak ada pendidikan!" tambahnya.

Gue membelalakkan mata mendengarnya. Bicara apa Kak Tyco? Gue yang sakit hati mendapat cemoohan dari kakak sendiri, buru-buru bangkit untuk meninggalkannya ke kamar. Sebelum itu, gue mencari tongkat penunjuk jalan yang tadi sempat terlempar ketika gue jatuh. Udah meraba lantai ke sana ke sini, gue gak menemukan tongkat itu. Ternyata benda itu diambil oleh Kak Tyco.

"Tongkat ini gue ambil, lo gak boleh pakai ini lagi!" katanya.

Gue lalu berjalan meninggalkan Kak Tyco menuju kamar dengan meraba-raba sekeliling tanpa menjawab ucapannya. Tangan gue sempat gak sengaja mengenai tubuh Kak Tyco ketika mungkin gue berjalan di samping atau depannya.

"Awas, depan lo ada bangku!"

Gue gak mengindahkan peringatan dari kakak durjana gue itu dan memilih terus berjalan. Namun, ternyata benar, lima langkah di depan gue ada bangku. Gue pun jatuh dengan rasa malu. Malu? Enggak! Ini bukan salah gue karena gak mendengarkan ucapannya. Tapi ini salah dia karena mengambil tongkat gue!

"Hahaha... Dibilangin sama kakak gak nurut sih!" Kak Tyco tertawa melihat gue yang jatuh barusan.

"Berisik!" balas gue kesal, lalu melanjutkan jalan menuju kamar dengan berpegangan dinding.

Gue memutuskan untuk gak keluar kamar setelah kejadian ini sampai ketiduran. Setelah bangun, rasa lapar dan haus menyerang gue. Gue benar-benar haus, lapar juga. Ludah gue bahkan gak bisa ditelan lagi karena udah habis, dan perut gue bunyi terus minta diisi makanan. Jika gue keluar dari kamar dan meminta Kak Tyco buatin makanan, dia pasti ngetawain gue dan sok-sok'an jadi pahlawan karena gue gak bisa melakukan apapun tanpa bantuannya.

Beruntungnya, gak lama kemudian, Kak Tyco datang ke kamar gue, mengetuk-etuk pintu sambil berkata. "Yo, buka pintunya! Lo gak mau makan? Udah malem nih... Emang lo gak lapar?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun