Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Reformasi Polri: Menjadi Realita atau Sekadar Fatamorgana?

27 September 2025   08:28 Diperbarui: 27 September 2025   08:28 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Polri (Tempo)

Keempat, adanya campur tangan politik. Tidak bisa dipungkiri, posisi strategis Polri sering bersinggungan dengan kepentingan kekuasaan. Hal ini berpotensi membelokkan arah reformasi menjadi sekadar retorika tanpa realisasi.

Tantangan-tantangan ini membuat publik kerap skeptis: apakah reformasi bisa benar-benar dijalankan, atau hanya berhenti sebagai slogan?

Belajar dari Praktik Negara Lain

Beberapa negara bisa menjadi cermin.

Di Jepang, penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara sistem community policing (kepolisian berbasis masyarakat) dengan tingkat kepercayaan publik terhadap polisi. Pemerintah Jepang juga mulai menguji penggunaan body-worn cameras sebagai alat transparansi: sejak 2024 polisi di beberapa prefektur sudah memakai kamera tubuh yang otomatis merekam saat petugas berinteraksi, dan hasil rekaman dikirim ke kantor pusat untuk pengawasan.

Di Inggris, konsep policing by consent menjadi landasan: kepolisian bekerja dari izin sosial publik, bukan dominasi pemaksaan. Namun survei global oleh Ipsos tahun 2023 justru menunjukkan bahwa hanya satu dari tiga warga Inggris (31 persen) yang percaya bahwa penegak hukum efektif dalam menekan kejahatan non-kekerasan.

Perbandingan ini memperlihatkan bahwa meskipun polisi di negara maju memiliki sistem pengawasan dan legitimasi lebih kuat, tantangan kepercayaan publik tetap nyata. Reformasi tidak otomatis menjamin kepercayaan, kecuali disertai budaya keterbukaan dan akuntabilitas.

Menjawab Harapan Publik

Indonesia tentu memiliki konteks yang berbeda, tetapi semangat serupa bisa diadopsi.

Reformasi Polri hanya akan menjadi nyata bila disertai keseriusan politik untuk memperkuat pengawasan, keberanian internal untuk menindak pelanggaran, serta keterlibatan masyarakat dalam mengawasi kinerja aparat.

Publik sendiri sebenarnya tidak menolak kehadiran polisi. Mereka menginginkan polisi yang melindungi, bukan memeras; yang hadir dengan solusi, bukan masalah baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun