Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengurai Pesan Prabowo Dalam Pidato ke - 80 Sidang Umum PBB

24 September 2025   07:40 Diperbarui: 24 September 2025   07:40 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bidang pangan, ia menegaskan pencapaian Indonesia dalam swasembada beras sebagai contoh nyata kemandirian, seraya menyerukan agar negara-negara lain menjadikan ketahanan pangan sebagai bagian integral dari keadilan global. 

Tidak ketinggalan, ia menyoroti pentingnya reformasi PBB. Menurutnya, penggunaan hak veto selama ini menjadi batu sandungan besar dalam pengambilan keputusan yang adil. Reformasi struktur dan fungsi PBB perlu dilakukan agar lebih demokratis dan berpihak kepada seluruh anggota.

Mengapa Hal Ini Ditekankan?

Pertanyaan yang muncul kemudian: mengapa Prabowo menekankan hal-hal tersebut? 

Pertama, tentu saja demi legitimasi diplomatik. Setelah lama absen, hadirnya presiden Indonesia di forum PBB merupakan sinyal bahwa negara ini ingin mengambil peran lebih aktif dalam urusan multilateral. 

Kedua, karena dunia tengah dihadapkan pada berbagai krisis, mulai dari perang berskala regional, kerusakan lingkungan, hingga krisis pangan. Pesannya, "kita harus bertindak sekarang," mencerminkan urgensi yang tidak bisa ditunda.

Di sisi lain, Indonesia secara historis memposisikan diri sebagai jembatan antara dunia berkembang dan maju. Prabowo tampak ingin menegaskan kembali peran itu, terutama di tengah perubahan geopolitik global. 

Namun, pernyataannya mengenai pengakuan Israel secara kondisional memicu reaksi keras di dalam negeri. Ada yang menilai itu sebagai langkah diplomatik berani, ada pula yang menyebutnya kurang hati-hati. 

Dengan menambahkan isu hak veto, perubahan iklim, dan pangan, ia berusaha membangun narasi bahwa Indonesia tidak semata fokus pada isu politik tertentu, tetapi juga menyuarakan agenda struktural yang menyentuh masa depan umat manusia.

Respons Dunia dan Kritik Publik

Respons terhadap pidato ini pun beragam. Banyak pemimpin dunia, termasuk Raja Yordania Abdullah II dan Presiden Brasil Lula da Silva, menyampaikan apresiasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun