Tanggung Jawab Negara
Namun kebesaran hati seorang ayah tidak boleh menjadi alasan bagi negara untuk berdiam diri. Kematian Affan tetap harus diusut tuntas. Keadilan bagi korban bukan hanya untuk keluarga, melainkan juga untuk menjaga kepercayaan rakyat. Jika tidak, tragedi serupa bisa berulang dengan dalih apa pun.
Negara harus tegas: mengusut pihak yang lalai, mengevaluasi prosedur pengamanan demonstrasi, serta memastikan aparat dan massa memahami batas. Keamanan publik adalah hak setiap warga, termasuk mereka yang sama sekali tak terlibat dalam pusaran politik.
Pelajaran untuk Kita Semua
Apa pelajaran terbesar dari pernyataan ayah Affan? Pertama, bahwa duka tidak selalu harus dibalas dengan dendam. Kedua, bahwa suara moral rakyat kecil sering lebih murni dibanding pekik politisi. Ketiga, bahwa dalam demokrasi, menahan diri sama pentingnya dengan menyuarakan aspirasi.
Provokator mungkin kecewa dengan kata-kata sang ayah. Mereka menghendaki teriakan amarah yang bisa menjadi "bensin tambahan" di jalanan. Tetapi kebijaksanaan seorang ayah sederhana ini justru memadamkan api, bukan menyulutnya.
Dan akhirnya, kita diajak untuk menundukkan kepala sejenak. Mendoakan Affan Kurniawan, yang pergi tanpa tahu apa sebenarnya tuntutan para demonstran. Ia adalah pengingat bahwa di balik setiap aksi, ada nyawa manusia yang tak ternilai.
Seperti yang pernah diucapkan Mahatma Gandhi: "Kehilangan nyawa dalam perjuangan yang benar adalah kehormatan; tetapi mengorbankan nyawa orang lain demi ambisi adalah kejahatan."
Affan sudah pergi. Tetapi pesan ayahnya harus tetap hidup: cukup Affan yang jadi korban. Jangan ada lagi nyawa rakyat kecil yang hilang sia-sia.***MG
---
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI