Pelajaran untuk Semua
Kasus ini memperlihatkan satu hal: pemerintah daerah bisa sangat kreatif saat mencari cara mengisi kas, tapi kadang lupa mengisi hati warganya dengan penjelasan yang layak. Plato pernah bilang, "Perdikan orang bijak seperti air: menyesuaikan diri pada keadaan." Sayangnya, di sini airnya lebih mirip air mendidih yang langsung disiram ke kantong rakyat.
Rakyat Pati pun membuktikan, kalau pemerintah bisa main angka, mereka bisa main massa. Confucius bahkan mungkin akan tersenyum melihat ini: "Angin perubahan berhembus dari pelabuhan yang tidak diketahui." Dalam terjemahan bebas, kadang pemerintah baru sadar salah arah setelah diterpa badai demonstrasi.
Bagi pemilih, ini alarm keras: jangan pilih pemimpin hanya karena slogan manis atau amplop tebal. Pilihlah yang punya rekam jejak kepemimpinan jelas, visi kuat, dan telinga yang mau mendengar. Karena setelah duduk di kursi empuk, mengubah kebijakannya jauh lebih sulit daripada mengubah isi spanduk kampanye.
Penutup
People power di Pati jadi contoh segar bagaimana kebijakan yang dianggap "strategis" di ruang rapat bisa berakhir sebagai bahan bakar kemarahan di jalanan. Kenaikan PBB 250 persen mungkin diniatkan untuk mengejar ketertinggalan fiskal, tapi tanpa komunikasi yang membumi dan sensitivitas politik, hasilnya jelas: rakyat marah, bupati mundur---setidaknya dari kebijakannya.***MG
---
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI