Dana pencegahan karhutla pun sering terpakai hanya saat bencana sudah terjadi. Padahal, pencegahan memerlukan patroli rutin, penyediaan sekat kanal di gambut, dan pendidikan masyarakat.
Seperti kata pepatah Dayak, "Api yang kecil bisa jadi sahabat, api yang besar jadi bencana." Peladang tahu cara menjaga api kecil, sementara korporasi sering menciptakan api besar yang melahap segalanya.
---
Jalan Tengah yang Rasional
Solusi bukanlah larangan total, melainkan regulasi cerdas yang membedakan antara pembakaran terkendali oleh peladang tradisional dan pembakaran masif oleh korporasi. Pemerintah bisa membuat skema perizinan komunitas, pengawasan bersama, dan dukungan peralatan sederhana untuk pengendalian api.
Kearifan lokal bukan musuh pembangunan, tetapi aset yang bisa menjadi bagian dari strategi pencegahan karhutla. Dengan menggandeng masyarakat adat, negara tidak hanya menjaga ekologi, tetapi juga melindungi budaya yang telah menopang kehidupan di pedalaman selama ratusan tahun.
---
Seperti kata filsuf Tiongkok, Lao Tzu, "Pemerintah terbaik adalah yang sedikit mengatur, tetapi memastikan semua hidup dalam keseimbangan." Keseimbangan itu yang kini dipertaruhkan di Kalbar.Â
Jika pemerintah tergesa-gesa mencabut Perda tanpa mendengar suara peladang, kita bukan hanya kehilangan alat produksi pangan tradisional, tetapi juga menutup lembar sejarah panjang pertanian di bumi Borneo---sementara asap dari lahan gambut dan perkebunan besar tetap saja membumbung.***MG
---
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI