Di sisi keamanan, kelompok separatis bersenjata (KKB) masih menjadi ancaman serius. Data dari Lembaga Studi Pertahanan dan Keamanan menyebut bahwa sepanjang tahun 2023 terjadi lebih dari 60 aksi kekerasan yang melibatkan KKB, mengakibatkan puluhan korban jiwa dari warga sipil maupun aparat keamanan.
Ini jelas bukan tantangan yang bisa diselesaikan dengan pendekatan militeristik semata. Dibutuhkan pendekatan humanistik, pembangunan yang partisipatif, dan dialog yang tulus.
Menilik Jejak Gibran
Meski baru pertama kali menduduki jabatan tinggi negara, Gibran tak datang dengan tangan kosong. Sebagai Wali Kota Solo sejak 2021, ia menunjukkan sejumlah capaian yang patut diperhitungkan:
Revitalisasi Pasar Tradisional: Gibran berhasil merevitalisasi Pasar Legi yang sebelumnya rusak berat akibat kebakaran. Proyek ini mendapat pujian karena melibatkan pedagang sejak awal perencanaan.
Digitalisasi Layanan Publik: Peluncuran aplikasi Solo Destination, Solo Technopark, dan sistem administrasi digital memperlihatkan langkah-langkah efisiensi yang menjawab kebutuhan masyarakat.
Penanganan Pandemi yang Cepat: Gibran aktif dalam distribusi bantuan sosial, vaksinasi massal, hingga membangun koordinasi yang solid antar elemen pemkot selama pandemi COVID-19.
Sementara skala Papua jauh lebih luas dan kompleks, pengalaman Gibran di Solo tetap menjadi pijakan awal yang menjanjikan---terutama dalam hal komunikasi publik, koordinasi lintas sektor, dan adopsi teknologi.
Melanjutkan Warisan Jokowi
Penunjukan ini juga tak bisa dilepaskan dari jejak politik ayahnya, Presiden Joko Widodo, yang selama dua periode memberikan perhatian besar pada Papua. Di era Jokowi, telah dibangun:
Jalan Trans Papua sepanjang lebih dari 3.000 km, membuka akses wilayah yang sebelumnya terisolasi.