Indulgensi penuh yang menyertai berkat Paus berarti bahwa, dalam kondisi tertentu (pengakuan dosa, komuni, doa bagi Paus, dan bebas dari keterikatan pada dosa berat), seseorang dapat menerima pembersihan penuh atas hukuman dosa---suatu anugerah rohani luar biasa.
Sejarah dan Tradisi Panjang
Tradisi Urbi et Orbi sudah berlangsung sejak abad ke-13 dan mengakar dalam pemahaman Gereja akan peran Paus sebagai penghubung antara Kristus dan Gereja di bumi. Seiring waktu, khususnya setelah Reformasi dan Konsili Trente, konsep indulgensi sering disalahpahami atau disalahgunakan, hingga Gereja menegaskan kembali pengertiannya yang benar dalam dekrit dan konsili modern.
Indulgensi bukan alat jual beli keselamatan, sebagaimana menjadi salah satu isu utama Reformasi Protestan, tetapi ungkapan belas kasih Allah yang bekerja melalui Gereja-Nya.
Sikap Rohani yang Diperlukan
Agar seseorang benar-benar menerima berkat dan indulgensi yang menyertainya, dibutuhkan sikap kerendahan hati, pertobatan sejati, dan kesatuan dengan Gereja. Umat yang menyaksikan atau mendengarkan berkat tersebut, baik di Lapangan Santo Petrus atau melalui televisi dan media digital, harus:
1. Melakukan pengakuan dosa (sakramen tobat) dalam waktu beberapa hari.
2. Menerima Komuni Kudus.
3. Mendoakan intensi Paus (biasanya dengan satu Bapa Kami dan satu Salam Maria).
4. Bebas dari keterikatan pada dosa berat, termasuk dosa ringan secara sadar.
Jika syarat ini dipenuhi, maka indulgensi penuh dapat diterima bahkan melalui media elektronik. Ini ditegaskan oleh Penitensiaria Apostolik bahwa partisipasi secara spiritual melalui radio, televisi, atau media digital yang sah dan langsung (bukan rekaman), tetap sah untuk menerima berkat dan indulgensi.