Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Roy Suryo Usulkan Uji Forensik Ijasah Jokowi di Singapura: Antara Indepensi dan Narasi Politik

7 Mei 2025   14:04 Diperbarui: 7 Mei 2025   14:04 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kata lain, jika memang Roy Suryo yakin dengan keahliannya sendiri sebagai "pakar forensik digital", maka pengadilan adalah tempat terbaik untuk membuktikan bahwa hasil uji forensik yang dilakukan aparat Indonesia itu keliru atau tidak valid. Permintaan mengalihkan proses ke luar negeri justru memperlihatkan keraguan akan argumen dan bukti yang ia miliki sendiri.

Narasi Kriminalisasi: Antisipasi Kekalahan Argumen?

Permintaan Roy Suryo ini juga tampaknya disiapkan untuk membuka narasi lanjutan: bahwa dirinya dan kawan-kawan mengalami kriminalisasi karena menyuarakan kebenaran. Narasi ini bukan hal baru. Dalam banyak kasus politik di Indonesia, pihak yang kalah argumen atau terbukti salah dalam proses hukum kerap mengklaim bahwa mereka korban "rezim yang otoriter".

Namun dalam negara hukum, proses pembuktian ada di pengadilan, bukan di opini publik. Jika tuduhan palsu terbukti, maka konsekuensi hukumnya pun jelas. Jika sebaliknya, tentu negara juga harus memberikan keadilan.

Arah Kasus ke Depan: Politik atau Hukum?

Jika kasus ini murni urusan hukum, maka biarkan aparat penegak hukum yang bekerja dengan alat, data, dan hukum. Tapi jika ini sudah jadi panggung politik, publik patut kritis dan tidak mudah terbawa arus opini yang belum tentu berdasar.

Roy Suryo, sebagai publik figur, seharusnya bisa memberikan pendidikan politik yang sehat, bukan justru membangun narasi yang mendiskreditkan lembaga hukum tanpa bukti kuat. Apalagi, jika dalam prosesnya terbukti laporan yang dibuat adalah fitnah, maka pertanyaan yang lebih serius muncul: siapa sesungguhnya yang mencoreng demokrasi dan keadilan di negeri ini?

Ujian Bukan Hanya Untuk Ijazah

Akhirnya, publik perlu memahami bahwa yang sedang diuji bukan hanya keaslian ijazah seorang Presiden, tapi juga integritas orang-orang yang melaporkannya. Kebenaran tidak memerlukan pelintiran narasi atau pemindahan panggung ke luar negeri. Kebenaran bisa dibuktikan di mana saja---asal ada niat baik dan keberanian menghadapi fakta.

Dan saat ini, fakta tampaknya tidak sedang berpihak pada Roy Suryo.***MG

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun