Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demo Mahasiswa, Apakah Bisa Jadi Gerakan Rakyat?

17 April 2022   17:14 Diperbarui: 17 April 2022   17:25 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa ingin demo lagi. Setelah tanggal 11 April lalu, kini para mahasiswa yang dimotori BEM UI dan BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) akan mengadakan demonstrasi lagi pada tanggal 21 April.

Tuntutan yang disampaikan hampir sama: persoalan minyak goreng, IKN, kenaikan BBM dan penundaan Pemilu.

Nampaknya demonstrasi ini semakin sering dilakukan oleh para mahasiswa. Dari orasi yang mereka sampaikan nampaknya ada ketidakpuasan atas pemerintah dan kondisi saat ini.

Sebagai negara demokratis, demonstrasi dan unjuk rasa boleh dan sah - sah saja. Namun apakah unjuk rasa itu sungguh bermanfaat bagi masyarakat untuk saat ini?

Juga unjuk rasa yang berlebihan serta tidak membawa keinginan masyarakat banyak justru akan menambah masalah  daripada menyelesaikan persoalan bangsa.

Jika ditelaah gerakan mahasiswa saat ini rasanya tidak terlalu mendesak. Memang ada persoalan bangsa yang perlu diselesaikan, tapi tema yang diangkat seperti nya belum digodok secara matang. Oleh karenanya ada kesan suara mahasiswa itu adalah pesanan.

Mari kita telaah satu - persatu tema yang diangkat oleh mahasiswa itu.

Pertama, soal minyak goreng, seharusnya tema yang diangkat bukannya persoalan harga minyak tapi masalah mafia atau kartel yang berujung pada lemahnya penegakan hukum. 

Dalam hal ini yang dituntut adalah aparat penegak hukum yang seolah mandul terhadap para mafia ini. Jika masalah hukum ini tidak tuntas maka persoalan serupa akan terulang lagi dengan komoditas berbeda.

Untuk masalah kenaikan BBM, sebenarnya tidak perlu didemo. Mengapa? Karena subsidi BBM memang sudah lama dibatasi. Sebelumnya yang mendapat subsidi adalah premium dan solar non industri. Untuk Pertalite, Pertamax dan solar industri memang naik dan turunnya berdasarkan mekanisme pasar karena tidak mendapat subsidi pemerintah.

Sekarang ini, premium sudah tidak lagi diproduksi, subsidi dialihkan ke Pertalite, BBM yang lebih berkualitas dari premium, untuk Pertamax memang harus naik harga karena kenaikan harga minyak dunia akibat gejolak perang Rusia dan Ukraina.

Jadi, jika mau mengawasi dan protes adalah mengenai kelangkaan BBM Pertalite dan solar non industri yang nampaknya kembali dimainkan penimbun dan mafia. Dalam hal ini yang harus didemo, kembali penegak hukum yang harus punya taring terhadap para mafia dan penimbun ini.

Mengenai persoalan IKN, para mahasiswa justru harus memberikan masukan bagaimana IKN tersebut bisa dibangun sesuai dengan kebutuhan dan perundangan. 

Dalam hal ini para mahasiswa mengatakan bahwa pendirian IKN tidak memperhatikan AMDAL dan lingkungan. Apakah para mahasiswa mempunyai studi komprehensif mengenai hal ini? Kalau ada, hasil studi itulah yang perlu diajukan dan diperdebatkan.

Terakhir,  mengenai penundaan Pemilu dan penambahan periode presiden. Tema ini sebenarnya tidak perlu lagi diangkat. Mengapa? Karena pemerintah sudah dengan tegas mengatakan tidak ada penambahan periode dan penundaan Pemilu. Bahkan tanggal Pemilu sudah ditentukan tanggal 24 Februari 2024.

Di atas semua hal tadi, para mahasiswa hendaknya juga menyadari bahwa jika demonstrasi itu tidak didukung oleh masyarakat karena tidak menjawab kebutuhan bangsa saat ini maka tidak akan berhasil dan bermanfaat.

Juga perlu diperhatikan bahwa gerakan seperti ini sangat mudah ditunggangi dan dimanfaatkan. Kasus pemukulan dosen UI di saat demonstrasi yang lalu jelas menunjukkan bahwa para mahasiswa belum bisa mengorganisir diri secara matang sehingga gampang disusupi.

Dan apabila hal ini terjadi, maka para mahasiswa justru mendapat antipati dan bukannya simpati dari masyarakat. ***MG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun