Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Nelangsanya Hadiah 100 Milyar Kecurangan

19 Mei 2019   09:20 Diperbarui: 19 Mei 2019   09:23 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: detik.com

"Kok uang 100 Milyar bukti Kecurangan belum ada yang ambil yah?", Tanya seorang rekan.

"Ya, saya juga heran, padahal katanya sudah ada yang punya bukti bahwa Pilpres kali ini adalah yang paling curang dan barbar dalam sejarah. Khan tinggal bawa tuh bukti untuk dapat 100 milyar... Jangan - jangan mereka memang tidak punya bukti seperti yang digembar-gemborkan," Jawab kawan yang lain.

"Ah, kita berbaik sangka saja... Mungkin mereka masih menunggu uang hadiah dilipat gandakan...", tanggap saya sembari tersenyum.

Itulah sepotong obrolan yang baru - baru ini terjadi. Pembicaraan yang menanggapi sebuah laporan di media bahwa para penyelenggara sayembara 100 milyar masih menunggu pihak yang akan membawa bukti kecurangan agar uang hadiah itu bisa diambil.

Rasanya memang mengherankan bahwa pihak yang menyatakan sudah punya bukti kecurangan, bahkan mengklaim menang dengan angka 54% dari koreksi sebelumnya 62%, tidak mengambil uang hadiah yang telah disediakan.

Dari tanggapan yang ada, ada beberapa alasan yang mereka ungkapkan.

Pertama, mereka meragukan apakah memang benar uang hadiah itu ada. Mereka mengganggap sayembara dari para pengusaha relawan Jokowi itu hanya lelucon saja.

Alasan lain, bukti kecurangan yang mereka kumpulkan bukan untuk mendapatkan hadiah, tapi untuk membuktikan adanya kecurangan sehingga Kemenangan di pihak lawan bisa didiskualifikasi.

Ada juga yang berkilah bahwa uang hadiah terlalu kecil sehingga mereka tidak berminat.

Apapun alasan yang telah disampaikan, kenyataan nya sayembara itu masih terbuka hingga tanggal 21 Mei. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun