Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Debat Capres 4: Blunder dan Bumerang Prabowo

31 Maret 2019   07:46 Diperbarui: 31 Maret 2019   07:54 7177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari debat kemarin muncul kesan sangat kuat bahwa Prabowo hanya mengandalkan kekuatan militer dan senjata. Untuk nya Indonesia harus ditakuti karena punya angkatan perang dengan peralatan yang serba lengkap.

Diplomasi luar negeri yang bebas aktif sama sekali tidak menarik untuk Prabowo. Ada kesan paranoid, bahwa dia selalu merasa Indonesia ditertawakan dan dihina oleh bangsa lain. 

Dengan pernyataan nya, "Para diplomat memang digaji untuk tersenyum didepan kita, tapi di belakang kita mereka tertawa....", Prabowo kembali membuka front permusuhan lainnya. Apa kesan dan pandangan para diplomat asing yang hadir saat debat itu? 

Pasti mereka melaporkan apa yang terjadi pada negara - negara perwakilan mereka. 

Prabowo memberikan kesan kuat, jika dia terpilih maka negara tetangga harus takut pada Indonesia. Nilai saling menghargai, menghormati dan membantu sama lain menjadi tidak berarti bagi Prabowo dalam diplomasi luar negeri yang dia anut.

Dalam debat, sifat tempramental Prabowo juga mencuat. Bahkan sempat dia memarahi penonton yang tertawa karena pernyataan nya. 

Hal ini tentu menjadi bumerang tersendiri. Sebenarnya sifat ini berusaha ia tutupi di debat - debat sebelumnya, namun untuk kali ini nampaknya tidak tertahankan dan meledak.

Itulah kesan - kesan debat yang dapat penulis tangkap. Suatu debat untuk saling menawarkan program dan solusi tidak penulis jumpai. 

Hanya Jokowi yang seperti biasa memberikan data dan hasil kerja serta visi ke depan. Prabowo tetap mengumbar janji dengan tanpa ada program kerja yang jelas.

Kesan lain yang juga kuat adalah, Jokowi ingin dikenal oleh dunia sebagai pemimpin yang disegani, dihormati dan bersahabat.  Sedangkan Prabowo ingin jadi pemimpin yang  ditakuti. Si vis pacem, para bellum, ("Jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang"), itu adalah prinsip kepemimpinan Prabowo.

Anda mau pilih tipe pemimpin yang mana?***MG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun