Debat Capres 4: Blunder dan Bumerang Prabowo

Sumber gambar: cnbc Indonesia

Awalnya penulis mau menganalisis secara keseluruhan debat dari sudut program yang ditawarkan kedua kandidat. Namun setelah mengikuti debat keempat ini penulis jadinya lebih tertarik untuk membahas beberapa bumerang dan blunder yang dilakukan oleh Prabowo.

Nampaknya debat kali ini tidak banyak menawarkan hal baru. Jokowi tetap secara runtut menjelaskan apa yang sudah dilakukan dan visinya ke depan, sedang Prabowo tetap fokus pada kelemahan dan pandangan negatifnya pada situasi Indonesia saat ini. 

Debat yang awalnya adem ayem berubah menjadi bergairah justru karena pernyataan - pernyataan Prabowo yang blunder dan kontroversial.

Blunder pertama Prabowo adalah dia selalu coba mengkritisi Jokowi, namun dalam serangan nya kalimat yang terulang adalah: "Saya tahu ini bukan salah bapak.... Saya tidak tahu ini salah siapa?". 

Mungkin maksud Prabowo agar dia tidak terkesan menyerang pribadi Jokowi, namun yang nampak justru dia sepertinya tidak menemukan titik lemah Jokowi. 

Hal itu semakin jelas karena kemudian dia menyalahkan orang yang berada di sekeliling Capres 01 ini. 

Dalam isu pertahanan Prabowo beberapa kali mengulang, "Yang salah itu orang yang briefing bapak.... Mental Asal Bapak Senang ABS...". Suatu pernyataan yang sama sekali tidak menyudutkan Jokowi. Bahkan ini menjadi blunder kedua dari Prabowo.

Dengan mengatakan ketidakpercayaan pada para mantan koleganya di TNI, dan bahkan secara terang - terangan dia juga menyalahkan para mantan komandan nya yang tidak secara akurat memprediksi situasi keamanan Indonesia, sebenarnya Prabowo sedang membuat front perselisihan baru. 

Pasti di antara para yang hadir dalam acara ada para mantan komandannya, juga mantan anak buahnya. Apa perasaan dan pendapat mereka menyaksikan pernyataan - pernyataan Prabowo itu?

Dari debat kemarin muncul kesan sangat kuat bahwa Prabowo hanya mengandalkan kekuatan militer dan senjata. Untuk nya Indonesia harus ditakuti karena punya angkatan perang dengan peralatan yang serba lengkap.

Diplomasi luar negeri yang bebas aktif sama sekali tidak menarik untuk Prabowo. Ada kesan paranoid, bahwa dia selalu merasa Indonesia ditertawakan dan dihina oleh bangsa lain. 

Dengan pernyataan nya, "Para diplomat memang digaji untuk tersenyum didepan kita, tapi di belakang kita mereka tertawa....", Prabowo kembali membuka front permusuhan lainnya. Apa kesan dan pandangan para diplomat asing yang hadir saat debat itu? 

Pasti mereka melaporkan apa yang terjadi pada negara - negara perwakilan mereka. 

Prabowo memberikan kesan kuat, jika dia terpilih maka negara tetangga harus takut pada Indonesia. Nilai saling menghargai, menghormati dan membantu sama lain menjadi tidak berarti bagi Prabowo dalam diplomasi luar negeri yang dia anut.

Dalam debat, sifat tempramental Prabowo juga mencuat. Bahkan sempat dia memarahi penonton yang tertawa karena pernyataan nya. 

Hal ini tentu menjadi bumerang tersendiri. Sebenarnya sifat ini berusaha ia tutupi di debat - debat sebelumnya, namun untuk kali ini nampaknya tidak tertahankan dan meledak.

Itulah kesan - kesan debat yang dapat penulis tangkap. Suatu debat untuk saling menawarkan program dan solusi tidak penulis jumpai. 

Hanya Jokowi yang seperti biasa memberikan data dan hasil kerja serta visi ke depan. Prabowo tetap mengumbar janji dengan tanpa ada program kerja yang jelas.

Kesan lain yang juga kuat adalah, Jokowi ingin dikenal oleh dunia sebagai pemimpin yang disegani, dihormati dan bersahabat.  Sedangkan Prabowo ingin jadi pemimpin yang  ditakuti. Si vis pacem, para bellum, ("Jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang"), itu adalah prinsip kepemimpinan Prabowo.

Anda mau pilih tipe pemimpin yang mana?***MG