Seiring dengan kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia di tengah era global sekarang ini, peran Indonesia dalam pergaulan antar bangsa juga telah menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa yang dipandang penting di dunia. Kenyataan seperti itu telah menyebabkan banyak orang asing yang tertarik dan berminat untuk mempelajari bahasa Indonesia sebagai alat untuk mencapai berbagai tujuan, baik tujuan politik, perdagangan, seni-budaya, maupun wisata. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Darmasiswa memiliki peranan penting berkaitan dengan posisi Indonesia yang akhir-akhir ini menjadi target kunjungan orang-orang asing.Â
Perkembangan dunia global dan pasar bebas memberi dampak pada meningkatnya jumlah orang asing yang bekerja dan belajar di Indonesia. Salah satu kebutuhan adalah untuk mempelajari bahasa Indonesia. Penutur asing dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif dengan mempelajari bahasa Indonesia. Selain itu, bisa membantu penutur asing memahami lebih dalam tentang Indonesia, baik suku, budaya, tradisi dan berbagai macam yang berhubungan dengan Indonesia.
Pengajaran BIPA tidak dapat dilepaskan dari budaya yang ada. Untuk menjadikan pembelajaran BIPA menjadi lebih menarik, diperlukan muatan-muatan khusus yang akan membantu pemelajar BIPA semakin tertarik pada bahasa Indonesia. Muatan budaya lokal dalam bahan ajar akan membuat pemahaman pemelajar terhadap budaya semakin tinggi. Semakin tinggi pemahaman budaya tertentu akan semakin tinggi juga tingkat toleransi dan tingkat kepekaan pemelajar dalam menggunakan keterampilan bahasanya.
Ada beberpa alasan mengapa pembelajaran BIPA penting dan sangat cocok diajarkan di negara-negara lain contohnya negara Arab. Berikut ini, antara lain, yang menjadi alasannya.
1. Secara kultur, masyarakat Arab yang muslim memiliki kedekatan budaya karean adanya kesamaan agama.
2. Secara ideologi, negara Arab yang muslim memiliki landasan beragama dalam menyikapi berbagai hal dalam bernegara dan bermasyarakat.
3. Secara emosional, ada kedekatan emosional yang kuat karena memiliki keyakinan yang sama. Masyarakat muslim diikat dalam persaudaraan univesal yang biasa disebut ukhwah islmiyah.
4. Secara politik, hubungan yang harmonis dengan negara-negara Arab atau mayoritas muslim dapat memberikan manfaat besar bagi Indonesia alam perannya di mata dunia internasional.Â
Setiap aktivitas yang dilakukan pasti ada tantangannya, begitupula dengan pengajaran BIPA. Berikut ini beberapa tantangan dalam pembelajaran BIPA.
1. Kemampuan komunikasi, perbedaan bahasa antara pengajar dan pembelajar merupakan suatu tantangan nyata yang harus dihadapi oleh pengajar. Perbedaan bahasa ini menjadi hambatan dalam berkomunikasi antarpenutur. Seringkali instruksi yang diberikan tidak dipahami.
2. Ketersediaan bahan ajar, bahan ajar merupakan komponen sangat penting dalam suatu pembelajaran. Ketersediaan bahan ajar harus menjadi perhatian utama sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Bahkan jauh sebelum itu, bahan ajar segera dirancang dan dibuat setelah penyusunan kurikulum yang akan diterapkan. Untuk memenuhi bahan ajar tersebut, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan bahan ajar tersebut.
3. Lingkungan, lingkungan merupakan faktor yang sangat mendukung keberhasilan suatu program pembelajaran. Jika pembelajaran BIPA dilakukan di luar negeri, tentu merupakan tantangan tersendiri dalam pencapaian hasil maksimal. Pembelajaran bahasa Indonesia di lingkungan nonpenutur bahasa dituntut untuk menciptakan mekanisme pembelajaran yang dapat meminimalkan tantangan tersebut. Salah satu yang dapat dilakukan adalah melibatkan orang tua pembelajar dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.
4. Perbedaan aksara, belajar bahasa berarti belajar aksara karena bahasa dituangkan dalam bentuk aksara. Jika pembelajar dan bahasa yang dipelajari memiliki aksara yang sama, pembelajaran bahasa kedua akan lebih mudah dibandingkan bagi pembelajar yang berbeda aksara bahasa yang dikuasainya. Sekiranya pembelajaran BIPA berlangsung di negara Arab yang aksaranya sangat berbeda dengan bahasa Indonesia akan menjadi sulit. Kesulitan ini disebabkan oleh ketidaktahuan mereka tentang aksara atau alfabet yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pengajar harus bekerja ekstra untuk memperkenalakn terlebih dahulu alfabet laitn yang dipakai dalam bahasa Indonesia.
Peluang yang dapat dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia melalui program BIPA, program BIPA secara langsung akan memberikan kesempatan bagi lembaga-lembaga kursus, pusat bahasa maupun lembaga lainnya untuk memperluas usahanya dalam memberikan layanan berupa pelatihan bahasa indonesia sebaga bahasa asing. Dengan begitu secara tidak langsung akan memberikan keuntungan finansial bagi lembaga maupun pengajar BIPA.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI