Mohon tunggu...
Mario Fernandes
Mario Fernandes Mohon Tunggu... Lainnya - Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia

mario.fernandes@ui.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Money

Synopsis The Borderless World: Power and Strategy in the Interlinked Economy

15 Desember 2020   13:19 Diperbarui: 15 Desember 2020   13:25 3753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
amazon.in/Borderless-World-Kenichi-Ohmae

Bab 10. The FX Empire

Pada awal bab ini, penulis menjelaskan bahwa Perdagangan FX lebih mendominasi daripada perdagangan internasional. Hal itu dibuktikan dengan tingginya nilai transaksi FX per hari yaitu sebesar $600 miliar sedangkan perdagangan internasional butuh waktu satu tahun untuk mencapai niai transaksi tersebut pada tahun 1988. Penulis menjelaskan terkait peran kunci Bank Sentral Jepang (Bank of Japan) dalam menjaga stabilitas pasar uang pada tahun 1986 dengan menyuntikan $ 16 billion ke pasar mata uang untuk menahan dollar jatuh bebas. Pasar FX telah menjadi arena yang sangat menarik untuk investasi untuk menghasilkan uang yang banyak karena sifatnya yang superliquidity di pasar keuangan Triad. Lebih lanjut Penulis menyampaikan peran sentral penyedia data dan informasi seputar FX seperti yang dilakukan oleh Reuters, Bloomberg, Telerate dan sejenisnya dalam menjaga pasar FX di dunia. Sehingga setiap perusahaan atau Individu bebas berpatisipasi dan bertransaksi FX di dunia. Selanjutnya, Penulis menjelaskan perlunya peran pemerintah untuk menjaga kelebihan likuiditas dengan mengukur inflasi karena ketika pemerintah menyediakan uang secara berlebihan akan menyebabkan kekacauan dalam perdagangan FX, real estat, dan saham.

Penulis menyampaikan bahwa kerajaan FX adalah fakta baru yang penting dalam makroekonomi karena pembuat kebijakan dan para manajer yang melihat FX sebagai sarana untuk memperbaiki ketidakseimbangan yang dirasakan dalam perdagangan. Jadi hari ini dengan perdagangan FX upaya untuk memperbaiki kesalahan besar dengan membiarkan dolar jatuh atau naik telah terjadi daya tarik populer. Hal ini memang telah menolak pemikiran dari David Ricardo dan Adam Smith, ketika barang yang diperdagangkan secara internasional adalah yang utama komoditas, seperti kapas, anggur, dan wol. Tetapi sekarang yang diperdagangkan adalah FX sehingga pemerintah perlu mengutak-atik nilai tukar untuk menjaga FX dengan mempertimbangkan struktur biaya dalam perdagangan internasional. Dominasi dollar AS  sebagai mata uang perdagangan dunia hal ini dapat dilihat dari kebanyakan transaksi perdagangan berbasis dolar, hal ini membuat ekonomi domestik melintasi perbatasan nasional, menciptakan dalam prosesnya sebuah "kerajaan greenbacks" yang besar. Seperti yang diprediksi penulis, dolar menjadi kuat, dan masuknya uang ke Amerika Serikat terus berlanjut. Fenomena pergeseran dari dolar yang lemah ke dolar yang kuat, telah menjelaskan dan memprediksi pergerakan dunia tanpa batas.

Bab 11. Development in a Borderless World

Dunia Tanpa Batas menjadikan biasnya kepentingan nasional, dimana orientasi lebih kepada kompetisi antar wilayah. Kedaulatan bukan lagi menjadi pegangan, akan tetapi modal asinglah yang menjadi acuan dimana Negara bisa bertahan. Modal asing menjadi penyelamat negara - negara yang disebut "pecundang" dalam era Borderless ini. Sehingga menjadikan banyak negara yang mulai merasakan The End of National Interest . Mereka berfikiran tidak bisa lagi menutup diri karena perekonomian domestik sangat rendah. Negara juga ragu untuk membuka diri karena takut seluruh sumberdaya di ambil. Hal ini membuat kebingungan antara bertahan dengan kepentingan nasional atau tidak, sehingga memilih jalur terbuka karena melihat Singapore dan Taiwan yang menjadi sumber kekayaan dari luar negaranya. Hal ini membuat kepentingan nasional menjadi dipertanyakan. Hal ini juga membuat terjadinya ekonomi yang plural di dalam negeri, segala kepentingan ada di dalam satu negara. Hal ini tidak bisa terbendung ketika negara sudah membuka diri. Sehingga pemahaman tentang A Pluralism of Values menjadi fokus selanjutnya dalam menjalankan perekonomian nasional. Sebuah pemahaman yang cukup jelas bila mana negara masih terlena dalam ilusi sumberdaya alam, hanya akan menambah beban tambahan kepada negara dari hutang. Maka dari itu karena tidak ada negara yang mengadopsi sistem tunggal, keberagaman harus dimanfaatkan sebagai peluang dan kekuatan. Keberagaman tetap harus bisa berada pada koridornya dalam membangun negara. Karena tidak ada satu sistem yang bisa membuat kehidupan negara menjadi baik.

Bab 12. A Steady Hand

Peran pemerintah dalam dunia tanpa batas adalah untuk mewakili mengirim dan melindungi kepentingan rakyatnya, bukan kepentingan perusahaannya atau industrinya. kemudian membiarkan orang-orang buat pilihan mereka sendiri. Pengaruh pemerintah dalam hal ini, meluas lebih jauh dari jangkauan upaya eksplisitnya untuk campur tangan dalam aktivitas perusahaan global. Sistem nilai dan harapan yang membangun di sekitar intervensi formal semacam itu menyediakan banyak tanah di mana perusahaan-perusahaan itu mencoba untuk menumbuhkan bisnis.

Bab 13. The Asian Crisis and the Future of the Borderless World

Pada Bab ini, Penulis membahas tentang "Krisis Asia", pembangunan yang terjadi pada tahun 1997-an, yang melibatkan beberapa negara Asia yang menghadapi dan hampir mengalami default atas ekonomi global selama dunia tanpa batas saat ini. Salah satu studi kasus yang penulis gunakan adalah property bubble yang terjadi di Tokyo, Jepang yang hampir membawa Jepang pada bencana ekonomi. Ajakan bagi negara-negara untuk mempersiapkan diri menuju dunia tanpa batas, di mana perekonomian akan saling terhubung satu sama lain. Buku ini untuk para birokrat yang salah menghitung angka perdagangan bulan demi bulan; gubernur bank sentral yang menggelontorkan miliaran ke kantong para spekulan; pemimpin politik yang mengadu domba bangsa dengan bangsa; semua orang yang, atas nama politik atau dalam pencarian kekuasaan, menyangkal kedaulatan manusia sebagai konsumen, produsen, dan penemu.

Penutup. Conclusion

Dalam Buku The Borderless World: Power and Strategy in the Interlinked Economy dapat disimpulkan bahwa dunia sudah tidak memiliki batas lagi dimana keterkaitan ekonomi menjadi kunci dalam membuat dunia menjadi tanpa batas. Instrumen ekonomi seperti nilai tukar memainkan peran kunci dalam perdagangan internasional yang membuat setiap negara saling terhubung. Keberadaan perusahaan global dan multinasional company baik itu yang dikelola oleh pemerintah atau pun swasta memainkan peran kunci dalam membentuk dunia tanpa batas (Borderless World).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun