Mohon tunggu...
Marida fitriani
Marida fitriani Mohon Tunggu... Dosen - Informatif ,edukatif & bermanfaat

Yakin Usaha Sampai

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Wahai Saudaraku "Jangan Bandel", Waspada Tidak Cukup Butuh Tindakan Nyata

22 September 2020   11:04 Diperbarui: 22 September 2020   11:19 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo : tampak masker di sepeda motor tidak digunakan (dok: fitrie)

Meningkatnya kasus terpaparnya virus Covid 19 saat ini di seluruh Indonesia tidak terkecuali di Aceh membuat kita semua tidak boleh menganggap enteng atau bahkan menganggap bahwa Covid itu tidak ada .

Setiap hari ada saja yang diumumkan terpapar Covid 19 , Virus ini bisa menimpa siapa saja dimulai dari masyarakat biasa, petugas pemerintah , tenaga medis bahkan banyak Bupati / walikota yang dinyatakan positive Covid 19.

Belumkah kita mengakui bahwa Virus ini ada , masihkah ada diantara kita yang menganggap ini adalah sebuah konspirasi, masih beranikah kita sampaikan ke orang- orang bahwa kita tidak akan terpapar virus tersebut.

Tidak memiliki riwayat perjalanan ke zona merah , tidak penyakit bawaan dan tidak dinyatakan reaktif virus saja tidak menjamin seseorang tidak terkena Virus Corona , faktanya banyak yang tanpa gejalapun akhirnya di nyatakan positif berdasarkan hasil test Swab.

Oleh karenanya , wahai saudaraku, alangkah baiknya  jangan pernah angkuh, angka yang masih rendah ini sebaiknya menjadi cemeti bukan hanya bagi para pemangku kebijakan untuk bekerja lebih giat lagi, menelusuri setiap sisi dan sudut dari kota ini.

Bagi pemangku kebijakan , evaluasi ulang kebijakan, kepatuhan masyarakat, kesiagaan laboratorium, sumber daya manusia dan kesiagaan tim medis sebagai bagian dari langkah identifikasi penyebab rendahnya angka deteksi COVID19 sehingga fenomena gunung es COVID19 hanya sebatas impian belaka.

Beberapa waktu lalu sebelum ditetapkannya New Normal , diawal sudah diterapkannya  gerakan Work From Home (WFH) agar masyarakat tetap di rumah mulai dari bekerja, belajar dan beribadah kecuali terdapat suatu hal yang mendesak dan harus dikerjakan di lingkungan luar.

Di Aceh misalnya ,  hal ini dilakukan saat ditemukannya kasus positif corona pertama di Aceh,  Masyarakat cukup patuh dengan membentuk Gugus Tugas COVID19 sampai ke Gampong- gampong , memberlakukan jam malam namun tidak lama berselang kemudian pemberlakuan jam malam ini pun akhirnya di hilangkan oleh adanya anggapan dapat melumpuhkan perekonomian yang berujung pada menurunnya penghasilan masyarakat menengah kebawah.

Dicabutnya pemberlakuan jam malam memunculkan fenomena baru dimana masyarakat beramai-ramai memenuhi kedai kopi seperti tidak ada lagi virus corona di muka bumi.

Dan sampai saat ini pun dimana pasien positive Covid 19 terus mengalami peningkatan namun fenomena ini terus berlanjut seperti yang terlihat saat ini,warung kopi masih terus buka dan masyarakat ramai masih duduk atau sekedar bercengkerama di warung kopi baik pada siang hari maupun malam hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun