Mohon tunggu...
Maria Yulianti
Maria Yulianti Mohon Tunggu... Mahasiswa

NIM : 43223110066 | Program Studi : Akuntansi | Fakultas : Ekonomi dan Bisnis | Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik | Universitas : Universitas Mercu Buana | Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Waktu "Weton" untuk Pengendalian Diri dan Penentuan Hari Baik

17 Oktober 2024   16:48 Diperbarui: 17 Oktober 2024   16:58 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : PPT Modul Dosen slide 2

Sumber Gambar : PPT Modul Dosen slide 3
Sumber Gambar : PPT Modul Dosen slide 3
Sumber Gambar : PPT Modul Dosen slide 4
Sumber Gambar : PPT Modul Dosen slide 4
Sumber Gambar : PPT Modul Dosen slide 5
Sumber Gambar : PPT Modul Dosen slide 5
Suku Jawa adalah suku paling besar yang ada di Indonesia berdasarkan Sensus Penduduk BPS 2010, penduduk dari suku Jawa sebanyak 40,22 persen dari seluruh total penduduk Indonesia.

Tidak hanya memiliki jumlah yang besar saja, suku Jawa juga dikenal kaya akan adat istiadat serta kebudayaannya. Salah satunya adalah kebudayaan yang disebut dengan neptu Jawa dan neptu Jawa yang dinilai memiliki peran sangat penting dalam segala aspek di kehidupan masyarakat Jawa.

Menurut kepercayaan Jawa, weton merupakan penanggalan yang sangat penting dan berhubungan dengan ramalan nasib seseorang. Selain menghitung kecocokan pasangan calon pengantin, weton Jawa juga sering digunakan untuk memprediksi watak orang lain, cara mencegah kesialan dan penentu kesuksesan. Weton adalah hari kelahiran seseorang yang dihitung berdasarkan hari dalam seminggu dan hari pasaran dalam kalender Jawa. Hari dalam seminggu disebut Saptawara, sedangkan hari pasaran adalah Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.

Masyarakat memandang bahwa kalender Jawa itu memiliki nilai kesakralan. Adapun ciri-ciri kesakralan itu adalah dihormati manusia, menimbulkan rasa takut, dijunjung tinggi, ditandai sifat ambigu, manfaatnya tidak dapat dinalar, memberikan adanya kekuatan, serta menekankan tuntunan dan kewajiban bagi para penganut dan pemujanya.

Berbagai tindakan sosial yang dilakukan oleh masyarakat dalam menyirakan adanya kalender Jawa merupakan sebuah folkways (kebiasaan) terkait masalah-masalah di kehidupan sosial, sebuah mores (tata kelakuan) terkait kehidupan sosial, dan juga sebuah tradition (adat).

Dilansir dari laman Universitas Gadjah Mada, weton yang terdiri dari gabungan hari lahir dan pasaran tersebut disandingkan dan dijadikan dasar acuan kepada beberapa lini kehidupan masyarakat Jawa. Seperti memilih jodoh, menentukan waktu untuk mendirikan rumah, menentukan waktu tanam saat bertani, menentukan kapan hari terbaik untuk memulai usaha, dan lain sebagainya.
Pakar filsafat jawa UGM, Dr Iva Ariani juga menjelaskan contoh penggunaan weton. Hal ini dimisalkan dari hari dan pasaran kelahiran seseorang.


Misalnya ada seseorang lahir pada Senin Legi atau Selasa Pon. Leluhur masyarakat Jawa sebelumnya telah melihat dan membaca pengalaman dan nasib dari orang-orang yang dilahirkan pada waktu tersebut, lalu menggunakannya untuk penentuan di masa depan. Ini tidak jauh berbeda dengan ilmu kosmologi yang digunakan dalam zodiak.

Cara Menghitung Weton Kelahiran Weton dibuat berdasarkan hari Saptawara, yaitu Minggu hingga Senin. Selain itu, ada juga hari Pasaran yaitu legi, pahing, pon, wage dan kliwon.

Adapun nilai Hari Weton Jawa:
- Senin = 4
- Selasa = 3
- Rabu = 7
- Kamis = 8
- Jumat = 6
- Sabtu = 9
- Minggu = 5

Berikut Nilai Pasaran Weton Jawa:
- Legi = 5
- Pahing = 9
- Pon = 7
- Wage = 4
- Kliwon = 8
Hitungan Jawa menunjukkan setiap hari dan pasaran memiliki nilai yang berbeda. Weton dapat dihitung dengan menggabungkan nilai pasaran dan nilai hari.

Misalnya, weton Selasa Kliwon cara menghitungnya dengan menjumlahkan nilai Selasa yakni 3 dan Kliwon yang memiliki nilai 8. Jadi, 3 + 8 = 11.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun