Mohon tunggu...
Maria Wona
Maria Wona Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Riung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Ujung Bangku

14 Maret 2021   20:23 Diperbarui: 14 Maret 2021   20:30 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Kau duduk merekam kabut kota
Sehabis hujan membasahi tubuh hari
Kau kemas sepi dengan menghadirkan puisi
Dari desir desau suara bibir menuai bahasa hati

Kau sulut sebatang rokok di tanganmu
Tak peduli seberapa ramainya asap berkeliaran
Mencipta arakan kata yang membumbung dalam imaji
Kau hanya memetik inspirasi saat kau pejamkan mata

Betapa menyakitkan ketika menjadi diri
Adalah keharusan dari apa yang kau miliki
Kau pernah berkata bahwa segalanya sangat indah
Namun kau tak dapat memiliki meski sekedar mengagumi

Di ujung bangku kau kemas puisi ini
Menikmati malam dengan lirik musik klasik
Tentang perjuangan yang tak pernah berhenti
Dari sajak ini kau abadi meski patah berkali-kali

Lampu penghias ruangan itu hanyalah saksi
Ketika pergulatan isi hati hanyalah ilusi
Sedangkan engkau masih ingin mencari-cari
Kasih bagi setiap hati untuk menuai puisi

Selebihnya malam-malam serupa doa
Yang menitipkan hari esok agar berseri
Sebelum kembali bergegas pulang pada rindu
Ujung bangku menjadi cerita saat kepulanganmu

Maria Wona

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun