Ketika status Anda masih single atau belum menikah, tentunya ada kebebasan dalam pengelolaan keuangan. Bagaimana tidak, semua uang hasil jerih payah Anda bisa digunakan untuk keperluan diri sendiri.Â
Lain halnya ketika Anda menjadi tulang punggung keluarga ya, maka mungkin saja tidak bisa bebas menggunakan uang hasil jerih payahnya untuk kesenangan sendiri. Ada anggota keluarga yang mungkin harus dibiayai seperti orangtua dan adik misalnya.
Ketika Anda (jika laki-laki) sudah menikah kelak, maka ada istri yang harus dinafkahi. Tak jarang istri juga ikut membantu perekonomian keluarga. Adapun pengelolaan keuangan keluarga biasanya didasari oleh kesepakatan bersama antara suami istri.Â
Ada beberapa bentuk pengelolaan keuangan keluarga yang saya ketahui, berdasarkan cerita teman atau melihat konten media sosial, diantaranya:
1. Suami memberikan keseluruhan gaji kepada istri tanpa terkecuali dan mempercayakan istri untuk mengelola segala pengeluaran rumah tangga
2. Suami memberi jatah biaya bulanan ke istri sejumlah sekian rupiah sebagai nafkah bulanan
3. Suami istri saling memegang uang penghasillkan mereka masing-masing namun jika istri ingin belanja keperluan dapur dan bayar tagihan listrik, air, Â dan sebagainya maka bisa minta ke suami sesuai kebutuhan.Â
4. Gaji suami istri digabung menjadi satu atas kesepakatan bersama dan istri akan mengelola sepenuhnya penghasilan tersebut untuk biaya operasional rumah tangga
5. Suami memegang kendali sepenuhnya terhadap pengelolaan keuangan rumah tangga, dan memberi istri uang secukupnya untuk pegangan selama sebulan.
Dari kelima bentuk pengelolaan keuangan keluarga di atas, tidak ada yang salah atau benar. Selama pasangan suami istri bisa saling ikhlas menerima dan percaya satu salam lain, maka  bentuk pengelolaan keuangan seperti apapun bisa dijalankan.Â
Saya jadi ingat dengan pemberitaan kasus perceraian selebritis beberapa tahun lalu, di mana konon katanya diberitakan jika sang suami tidak pernah memberi nafkah kepada istri. Sang suami menganggap dirinya sudah bertanggung jawab karena seluruh pengeluaran bulanan rumah tangga dibayar oleh suami. Namun sang istri merasa dirinya tidak pernah diberi uang bulanan sekadar untuk jajan oleh suami.
Saya tidak akan membahas lebih lanjut mengenai kisah selebritis tersebut, namun hanya ingin memberi contoh kecil saja bahwa permasalahan rumah tangga kalau menyangkut uang memang sudah sensitif sekali sifatnya.
Sebaiknya memang seluruh anggota keluarga yang berada dalam satu rumah bisa saling terbuka dalam membahas kondisi keuangan keluarga. Namun tentu saja orangtua tidak perlu membahas kondisi keuangan dengan anak-anak secara detail karena mereka toh belum paham sepenuhnya.
Yang sebaiknya harus dilakukan orangtua kepada anak adalah menanamkan pengertian secara tidak langsung tentang kondisi keuangan kedua orangtua mereka, dengan menggunakan bahasa yang sederhana jika anak masih kecil. Berbeda jika anak-anak sudah berada di usia remaja dan dewasa, di mana orangtua bisa menggunakan bahasa lugas dalam menjelaskan kondisi keuangan kepada anak-anak.
Membahas kondisi keuangan keluarga bersama anggota keluarga lainnya dalam satu rumah sebenarnya bukan hal yang tabu, malah sebisa mungkin tiap anggota keluarga bisa saling terbuka. Tentu saja yang saya maksud adalah keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan anak-anaknya jika ada.Â
Keterbukaan dalam membahas kondisi keuangan keluarga khususnya dalam hal ini adalah antara suami dan istri. Kalau anak, menurut saya masih bisa mengikuti asalkan orangtuanya kompak terhadap pengelolaan keuangan rumah tangga. Bukankah anak-anak pada umumnya manut orangtuanya saja.
Terbuka Mengenai Kondisi Keuangan Keluarga, Dapat Memberikan Rasa Aman Finansial
Ada yang bilang beban itu kalau ditanggung sendiri-sendiri maka akan terasa berat, namun apabila ditanggung bersama maka akan terasa ringan. Sama halnya juga dengan kondisi keuangan dalam tiap keluarga yang tentunya punya permasalahan yang berbeda-beda. Keluarga muda yang baru punya anak bayi pasti akan merasa berat dengan pengeluaran popok, susu dan printilan bayi lainnya.Â
Sementara keluarga yang punya anak di mana masing-masing akan masuk kelas 1 SMP dan kelas 1 SMA pasti akan merasa cukup berat memikirkan uang seragam dan keperluan sekolah lainnya.
Bahkan pasangan suami istri yang belum atau tidak punya anak saja akan punya permasalahan keuangan juga manakala mereka harus menghidupi kedua orangtua dari kedua belah pihak yang beranjak sepuh.
Kondisi keuangan dalam sebuah keluarga tidak hanya jadi beban laki-laki sebagai suami saja. Memang seorang istri tidak berkewajiban mencari nafkah, namun pada kenyataannya sebagian istri dalam rumah tangga ikut membantu perekonomian keluarga dengan bekerja kantoran. Tidak ada yang salah dengan hal tersebut, asalkan istri ikhlas dan suami juga bisa lebih menghargai istrinya.
Terkadang suami merasa malu atau merasa bersalah jika terbuka kepada istri terkait kondisi keuangan keluarga, sehingga memilih untuk mencari solusi sendiri.Â
Jika pasangan suami istri saling terbuka dan jujur terhadap kondisi keuangan dalam keluarga, maka akan memberi dampak positif, yaitu:
- Menghilangkan kecurigaan satu sama lain
Tidak ada salahnya terbuka dalam membahas keuangan keluarga. Jika ada kesalahan pun, berkata jujur pun tak masalah kepada pasangan. Misalnya saja suami memakai uang untuk membeli gadget terbaru yang bagi istrinya bukan merupakan prioritas dalam keluarga. Awalnya mungkin bisa saja ada pertengkaran, namun karena sudah telanjur dibeli maka suami bisa memberikan pemahaman kepada istri untuk meredam amarah misalnya.
Dengan saling terbuka membahas kondisi keuangan keluarga maka timbul rasa saling percaya antara suami istri dan tentu saja bisa menghilangkan rasa curiga. Bukankah tidak sehat jika dalam rumah tangga terlalu sering memendam rasa saling curiga satu sama lain.
- Bisa mencari solusi jika mengalami kendala keuanganÂ
Jika sedang terjadi masalah atau kendala dalam kondisi keuangan di rumah tangga, maka sebaiknya dibicarakan agar bisa dicari jalan keluarnya. Jangan ditanggung seorang diri oleh suami atau istri. Selama masalah keuangan tersebut bukan masalah yang disengaja, saya rasa suami istri sebaiknya bisa saling berterus terang.
- Memudahkan dalam mengelola keuangan keluarga
Membahas kondisi keuangan keluarga bukan berarti suami atau istri itu mengeluh tentang kondisi mereka saat ini. Bisa jadi memang karena kebutuhan pokok yang makin meningkat harganya sementara gaji suami tidak ada kenaikan, akhirnya muncul masalah keuangan dalam keluarga. Jika saling terbuka maka suami istri bisa mencari cara terbaik dalam mengelola keuangan keluarga bersama-sama tanpa saling menyalahkan satu sama lain.
Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI