"Tidak, Mas, ia masih menunggumu."
"Apa katamu?"
Seorang perempuan berjalan pelan memasuki warung. Aku menatapnya. Ia Karin, perempuan yang memberiku bahagia dulu.
"Apa kabar?" tanya Karin.
Aku tersenyum. Suaranya masih lembut seperti dulu.
"Maafkan aku, tak mempercayaimu dulu," katanya.
"Ya," jawabku.
Aku salah tingkah di depannya. Ia terus saja menatapku. Seorang gadis kecil menghampiri, "Ma...Ma...," panggilnya. Karin menggendongnya.
"Anita," kenal Karin namanya.
Aku hanya diam, saat seorang laki-laki gagah menghampiri.
"Ayo, berangkat," katanya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!