Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Fiksi Mini: Sapu Tangan

3 Februari 2024   05:40 Diperbarui: 3 Februari 2024   05:45 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pikiranku sedikit terganggu, saat kudengar gosip miring tentangku dan Mbak Lila, janda sebelah rumah. Tentu ini sangat berbahaya, mengingat citraku di masyarakat. Apalagi bapakku seorang terhormat. Bayangkan, mau ditaruh di mana mukaku, apalagi bapakku!
      "Jangan ceroboh, Nak! Mendingan kau dekatin Silvia, anak sahabatku," kata ayah sore itu.
     "Pak, ganteng gini kok sama janda. Tak logis, Pak," jawabku santai.
     "Bener, Di?" bapak menatapku.
     "Pak, apa aku pernah berbohong?"
     "Em, ya. Itu milik siapa?" tanya bapak sambil menunjuk sapu tangan di dekat meja tivi.
      "Ya, em, anu, Pak, punyaku. Ya punyaku."
      "Bener, Di?"
       Aku mengangguk.
       "Bukannya milik Lila?" kata bapak.
       "Aku tahu itu miliknya, sering ia bawa dulu," lanjut bapak.
       "Kok Bapak tahu?" tanyaku heran.
       "Ya, oh, Bapak cuma nebak," bapak gelagapan.
       "Jadi?" aku tersedak.
      "Bujan gitu, Di. Cuma sekali makan di restoran Pak David."
        Aku menatap bapak.  Dadaku sesak. Aku mulai menangis. Bapak hanya diam. Aku berdiri menghampirinya,"Aku setuju, Pak, sapu tangan itu dititip Mbak Lila untuk Bapak," bisikku.
   
2 Februari 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun