Mohon tunggu...
Mariano Henryan Nembos
Mariano Henryan Nembos Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mariano Henryan Nembos adalah seorang mahasiswa semester pertama prodi filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berpastoral Lewat Media Sosial, Bisa Juga Lho!

2 Desember 2021   08:09 Diperbarui: 2 Desember 2021   08:16 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bertolak dari latar belakang situasi pelik yang dialami jemaat baik secara jasmaniah maupun rohaniah di era pandemi ini, dan dengan mempertimbangkan perkembagan teknologi informasi digital dengan media sosialnya yang kian signifikan, penulis melihat bahwa dengan mengadaptasi media sosial sebagai sarana berpastoral yang efektif di masa pandemi covid-19 ini. Sebagaimana pula yang telah diterapkan di Paroki St. Paulus Singaraja, yang mana pelayanan pastoral, bahkan juga sosial, yang diinisiasi oleh pastor paroki beserta para dewan paroki, merupakan langkah yang tepat dan bijak. Berikut beberapa pengaplikasian media sosial dalam melaksanakan pelayanan sosial-pastoral.

Pelayanan dalam Kelompok-kelompok Kecil via Daring

Pelayanan melalui kelompok kecil (sel) telah terbukti efektif dalam merangsang pertumbungan dan perkembangan gereja. Sukamto dalam bukunya yang berjudul Rahasia Keberhasilan Gereja di Korea menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan Gereja Yoido Full Gospel yang ada di Korea Selatan ialah karena kelompok sel (Sukamto 2006). Begitu pula yang dikatakan oleh Comiskey yang mana ia menemukan bahwa gereja-gereja di dunia ini yang mengalami pertumbuhan ialah gereja-gereja yang menggunakan pola kelompok sel sebagai ujung tombak pelayanannya. Karena itu, gereja perlu membentuk kelompok sel bagi jemaat yang sulit berkumpul bersama berkaitan dengan kebijakan sosial distancing.

Melalui pola pelayanan kelompok sel, orang yang ada di dalamnya terasa lebih dekat dan dapat saling berkomunikasi lebih nyaman. Hal ini juga yang diungkapkan oleh Berutu dan Siahaan bahwa kelompok sel berfungsi untuk menjadi wadah persekutuan jemaat dalam jumlah yang kecil. Dibuat menjadi perkumpulan dalam jumlah kecil ialah agar kemampuan berinteraksi satu dengan yang lain lebih baik dan juga hubungan antar sesama dapat terjalin lebih kuat dan erat seperti anggota tubuh (Berutu dan Siahaan 2020). Melalui kelompok sel, iman jemaat tetap bertumbuh tanpa melawan kebijakan pemerintah. Sesungguhnya tidak hanya karena wabah covid-19 saja kelompok sel diadakan, terus-menerus dilakukan pun adalah hal yang baik bagi pertumbuhan iman jemaat. Dalam penerapannya, jemaat Paroki St. Paulus Singaraja melaksanakan berbagai kegiatan lingkungan atau pun KBG (kelompok basis gereja) tidak lagi dalam pertemuan fisik, tetapi dalam perjumpaan melalui daring, misalnya via zoom meeting. Doa-doa bersama, seperti doa rosario, sharing Kitab Suci, maupun katekese iman, dilaksanakan secara daring.

Media Sosial sebagai Media Pewarta Kebenaran

Pandemi Covid-19 tidak hanya membuat manusia tertekan secara jasmani atau pun rohani, melainkan juga secara mental/psikologis. Keadaan yang kian memburuk membuat banyak orang yang jatuh kepada perasaan cemas berlebihan, depresi, dan sebagainya. Beragam perasaan dan pikiran negatif tentunya menghantui banyak orang. Orang dapat saja berasumsi bahwa pandemi covid-19 merupakan awal dari akhir zaman. Hal-hal tersebut merupakan pendapat negatif yang muncul di kalangan jemaat dikarenakan keadaan yang tak kunjung menemui titik terang ini. Dari pendapat-pendapat tersebut, jemaat menjadi drop dan berkurangnya pengharapan.

Dalam situasi semacam ini Gereja hadir guna membangun pandangan yang benar serta pikiran yang positif terkait pandemi Covid-19 yang terjadi. Pandangan yang benar tentunya merupakan pandangan yang positif. Pandangan yang positif terhadap pandemi akan membuat jemaat menjadi tidak cemas. Dalam hal ini, pastor paroki berperan penting dalam membangun atmosfer positif dalam diri jemaatnya.

Dalam penerapannya, Pastor Paroki St. Paulus Singaraja, melalui akun media sosialnya, giat membagikan renungan dan juga informasi-informasi non-hoax yang bernuansa positif guna memberikan informasi yang tepat dan membangun sikap optimis dalam diri tiap-tiap jemaatnya.

Media Sosial sebagai Media Pewarta Kebenaran dan Kabar Gembira

Dalam masa pandemi covid-19 ini, pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan protokol kesehatan. Gereja sebagai pihak yang mendidik dan membina jemaat perlu memberikan motivasi agar tetap mentaati protokol kesehatan yang telah pemerintah tetapkan. Tetap memakai masker jika berpergian ke luar rumah, rajin mencuci tangan, dan tetap melakukan social  distancing.

Jemaat terkadang merasa terkekang dan jenuh atas kebijakan pemerintah ini. Dalam situasi ini Gereja lokal terus berperan memotivasi jemaat untuk mentaati kebijakan pemerintah ini. Selain itu Gereja lokal juga perlu memotivasi jemaat dalam hal rohani. Jemaat terus didorong untuk melakukan saat teduh pribadi agar hubungan jemaat dengan Tuhan tetap terjalin meskipun situasi pandemi. Selain itu, gereja juga terus mengingatkan kepada jemaat agar tetap berjaga-jaga supaya tidak terjerumus oleh hawa nafsu dan jerat iblis. Kondisi wabah saat ini menguji integritas jemaat, apakah ia setia, tahan uji, dan tetap bertidak jujur atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun