Mohon tunggu...
Maria Kristi
Maria Kristi Mohon Tunggu... Dokter - .

Ibu empat orang anak yang menggunakan Kompasiana untuk belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Suka Melukai Diri? Waspadalah

1 Desember 2019   01:08 Diperbarui: 1 Desember 2019   01:26 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kredit foto: Unsplash/Reza Hasannia

Jika kita sendiri yang melakukan self injury, maka sebaiknya kita menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak normal dalam diri kita yang sedang terjadi dan sebaiknya kita mencari pertolongan.

Konseling dengan psikolog maupun psikiater bertujuan untuk mencari penyebab kita melukai diri sendiri, sekaligus mencegah kejadian ini terulang lagi. Terapi yang diberikan bisa beraneka ragam, dan bisa merupakan kombinasi dari terapi perilaku kognitif, psikoterapi, terapi kelompok dan terapi keluarga.

Selain berkonsultasi dan menjalani terapi, orang dengan kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri disarankan untuk:

1. Tidak menyendiri, carilah dukungan teman atau keluarga.

2. Jauhkan benda-benda yang dapat digunakan untuk melukai diri. Termasuk di dalamnya: benda-benda tajam, cairan berbahaya, dan sebagainya. Jika kita tidak dapat melihatnya dengan mudah, lebih kecil kemungkinan kita menyakiti diri sendiri.

3. Bergabung dengan kegiatan positif. Hal ini j bertujuan untuk mengalihkan perhatian kita dari hal-hal yang membuat kita menyakiti diri.

4. Mengerjakan hobi kita, agar dapat menyalurkan emosi dengan cara yang lebih positif.

5. Hindari penggunaan minuman beralkohol maupun narkoba.

6. Alihkan perhatian ketika ada dorongan untuk menyakiti diri sendiri.

7. Rutin olahraga, makan makanan bergizi seimbang, dan cukupi waktu tidur. Ketiga hal ini akan membuat kita sehat dan lebih bahagia.

Sekali lagi perlu ditekankan bahwa perbuatan menyakiti diri sendiri (self injury) ini adalah gangguan perilaku yang perlu diperhatikan. Jangan dianggap remeh. Perlu diterapi dengan berkonsultasi ke psikolog maupun psikiater, terlebih jika berhubungan dengan gangguan mental tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun