Mohon tunggu...
Maria Kristi
Maria Kristi Mohon Tunggu... Dokter - .

Ibu empat orang anak yang menggunakan Kompasiana untuk belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Orang Tua Harus Periksa Dahak pada TB Anak

19 Februari 2019   11:55 Diperbarui: 20 Februari 2019   06:08 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Freepik

"Tapi saya tidak ada gejala TB Dok," protes seorang ibu ketika diminta untuk memeriksakan dahak setelah putranya di diagnosis tuberkulosis.

Tuberkulosis sampai saat ini masih menjadi penyakit berstigma negatif dalam masyarakat kita. Penderita tuberkulosis dicap sebagai masyarakat yang miskin dan kurang pengetahuannya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Jawabannya karena tuberkulosis cenderung lebih mudah terjadi pada lingkungan yang padat dengan pencahayaan dan sirkulasi udara yang kurang serta nutrisi yang kurang baik.

Faktanya tuberkulosis dapat menyerang siapa pun di antara kita sebab Indonesia merupakan negara endemis tuberkulosis dengan jumlah penderita tertinggi nomor 3 di dunia setelah Cina dan India. Bahkan jika dilihat dari perbandingan antara jumlah penderita dan jumlah penduduk, Indonesia menempati posisi pertama.

Cara penularannya yang airborne atau menyebar lewat udara mempermudah penyebaran tuberkulosis. Tuberkulosis mudah menular dari orang ke orang yang berada dalam suatu ruang tertutup yang sama dalam waktu lama, misal beberapa jam dalam sehari setiap harinya. 

Hal ini berarti orang yang tinggal satu rumah atau bekerja dalam satu ruangan yang sama dengan penderita tuberkulosis berisiko tertular, terutama jika ia belum memiliki kekebalan terhadap penyakit tuberkulosis.

Mengapa jika seorang anak didiagnosis tuberkulosis maka seluruh orang dewasa yang tinggal serumah dengannya harus diperiksa dahaknya? Hal ini terjadi karena anak tersebut tidak mungkin memperolehnya dari anak lain. 

Hanya sedikit kuman tuberkulosis dapat menyebabkan sakit pada seorang anak, lain halnya dengan orang dewasa. Jumlah kuman yang jauh lebih besar untuk menyebabkan seorang dewasa menderita tuberkulosis. 

Selain itu orang dewasa yang terkena tuberkulosis cenderung akan batuk dan menyebarkan kumannya di lingkungan sekitar. Berbeda dengan anak yang kumannya berada jauh di parenkim paru, di tempat yang tersembunyi dan tidak dibatukkan sehingga tidak mencemari lingkungan.

Oleh sebab itu setiap ada anak yang sakit tuberkulosis maka pasti ada 1 orang dewasa yang menularinya, entah di rumah atau di sekolah. Jika orang dewasa ini tidak diobati maka ia akan terus-menerus mengeluarkan kuman tuberkulosis yang dapat menyebabkan sakit pada anak ini maupun pada orang dewasa lain di rumah tersebut. 

Karenanya setiap orang dewasa yang tinggal serumah dengan anak yang terjangkit tuberkulosis harus diperiksa dahaknya untuk dicari ada tidaknya kuman penyebab tuberkulosis dan diobati jika terbukti positif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun