Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Ingin Meraih Penghargaan Kompasiana? Cek 6 Rahasianya!

12 Desember 2022   14:04 Diperbarui: 15 Desember 2022   18:30 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  

Selamat Andri Mastiyanto, berkat konsistensi selama 12 tahun, mendapat penghargaan Kompasianer of The Year 2022. Teman ngerusuh di Danone Blogger Academy 2018 ini selalu aktif mengikuti kegiatan Kompasiana, daring maupun luring, juga berhasil mengumpulkan 60 penghargaan.

Keren ya?

Ingin mengikuti jejaknya? Bisa kok. Tapi bukan penghargaan Kompasianer of The Year ya? Penghargaan lainnya aja. Karena penghargaan Kompasiana of the Year merupakan hak prerogatif admin Kompasiana.

Terdengar sok tahu ya? Hehehe... biarlah, semoga para admin gak marah.^^

Untuk sekadar pengingat, setiap tahun, sejak tahun 2011, Kompasiana menggelar event bergengsi: Kompasianival. Beragam acara menarik ditampilkan, termasuk bincang-bincang bersama tokoh nasional. Puncaknya adalah pengumuman Kompasianer of The Year serta 6 penghargaan lain, yaitu Best in Citizen Journalism, Best in Opinion, Best in Specific Interest, Best in Fiction, Best Teacher, Best Student.


Karena menyasar profesi dan status tertentu, teman-teman bisa mengesampingkan 2 award terakhir dan fokus pada 4 penghargaan lainnya, kemudian masuk dalam circle simbiosis mutualisme, yaitu: Teman-teman mendapat penghargaan prestisius, platform Kompasina dipenuhi tulisan berkualitas yang banyak dicari.

Sama-sama menguntungkan bukan?

Mumpung menjelang tahun 2023. Gak ada salahnya bikin resolusi, yaitu: Meraih penghargaan dari Kompasiana! 

 

sumber:canva.com
sumber:canva.com

Apa saja kriterianya?  Cuz saya copas:

Best in Citizen Journalism, diberikan kepada Kompasianer yang konsisten menyebarkan informasi, wawasan, inspirasi kepada publik lewat berita atau reportase yang ditayangkan di Kompasiana.

Best in Opinion, diberikan kepada Kompasianer yang konsisten menyampaikan ulasan dan gagasan, termasuk kritik demi kebaikan dan kemajuan masyarakat

Best in Fiction, diberikan kepada Kompasianer yang memiliki karya fiksi yang baik dan memukau serta konsisten menayangkan karyanya di Kompasiana.

Best in Specific Interest, diberikan kepada Kompasianer yang memiliki kepedulian atau fokus terhadap satu bidang melalui tulisan yang ditayangkan.

Sebelum mulai "tempur", jangan lupa mem-validasi akun Kompasiana, ya? Namun gak usah galau soal contreng biru atau belum. Itu mah hak prerogative admin Kompasiana.

sumber: canva.com
sumber: canva.com

Yuk langsung aja kita kupas tipis-tipis 6 ikhtiar yang dimaksud:

1. Pilih Niche yang Disukai/Dikuasai

Di awal boomingnya media sosial Facebook, banyak pengguna gak sadar bahwa di belakang foto akun berwajah ganteng, ada penipu dengan wajah yang sangat berbeda.

Mereka adalah penipu ulung yang menargetkan korban dengan rayuan manis, kemudian menguras habis hartanya. Tak mau tinggal diam, Bunda Fey, panggilan Kompasianer Fenny Fatimah, aktif menulis tentang scam di halaman Kompasiananya.

Pembahasan yang sangat bermanfaat. Tak heran Bunda Fey mendapat award "The Best in Specific Interest pada 2014.

Demikian pula dokter Posma Siahaan, kompasianer asal Palembang ini rajin menulis tentang kasus gangguan kesehatan yang ditemuinya di ruang praktek.

Nah, jika Anda menyukai kulineran, fashion, investasi, atau apapun itu, tetapkanlah sebagai niche akun Anda, untuk mem-branding sekaligus memudahkan pembaca yang mencari topik terkait.

2. Buat Tulisan yang Mendalam

Pernah makan sup yang gak terasa garam dan bumbu lain? Kurang lebih seperti itulah analogi tulisan yang kurang mendalam: cemplang, tidak meninggalkan kesan mendalam dan tidak masuk kategori yang selalu tercantum di bawah setiap tulisan Kompasianer, yaitu:

  • Aktual
  • Menghibur
  • Menarik
  • Inspiratif
  • Bermanfaat
  • Unik

Jadi, jika tengah menulis tentang resep makanan, cobalah gali tentang latar belakang terciptanya hidangan, rahasia bumbu dan lain sebagainya.

Apabila menetapkan sebagai Citizen Journalism, cobalah bersikap skeptis dan jangan melupakan 5 W + 1 H. Sering banget saya menemukan tulisan yang sok asyik sendiri, seolah setiap pembaca pasti paham akan lokasi/objek yang menjadi pokok bahasan.

3. Luangkan Waktu untuk Blog Walking

"Kompasiana bak kawah Candradimuka" kata seorang kompasianer.

Maksudnya, andai dianalogikan sebagai Gatotkaca yang menjadi sakti sesudah masuk kawah Candradimuka, maka tulisan kompasianer newbie akan semakin berkualitas.

Tentu saja gak terjadi begitu saja. Kita harus rajin blog walking, atau mengunjungi tulisan kompasianer lain, kemudian melakukan interaksi seperti berkomentar, atau membuat tulisan untuk menimpali tulisan tersebut.

Bisa berupa tulisan persetujuan, namun dengan sudut pandang berbeda. Bisa juga tulisan pertanda ketidak setujuan. Misalnya: Kompasianer A membahas tentang Anies Baswedan sebagai gubernur gabener.

Kompasianer B yang gak setuju dengan pendapat tersebut membuat tulisan jawaban yang menjelaskan bahwa Anies Baswedan sangat berprestasi, buktinya bla....bla...bla

Sangat cerdas dan professional bukan?

Berkat rajin blog walking, saya sering mendapat support dan saran, seperti: "Kayanya tulisannya bakal lebih mantap jika ada gambarnya, deh." Saran yang nampak sepele namun selalu saya ingat. Sehingga kini, saya selalu menyertakan gambar dalam setiap tulisan.

Namun ada syarat agar blogwalking bisa berhasil, yaitu: Jangan baperan! Niatkan untuk mendapat lebih banyak input dan meningkatkan kualitas tulisan. Karena mungkin terjadi muncul kalimat berisi kritikan yang bikin sakit hati. Terima saja dengan lapang dada. Yakinlah sang pengkritik berniat baik.

4. Jangan Abaikan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)

Dalam beberapa pertemuan wali murid sekolah terkait Ujian Nasional (yang kini telah ditiadakan), perwakilan guru selalu membahas tentang buruknya nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Setiap tahun, bisa dipastikan banyak peserta didik yang berhasil mendapatkan nilai 10 untuk mata pelajaran Matematika. Sebaliknya, sangat sedikit atau bahkan kerap terjadi tidak ada satupun peserta didik yang mendapat nilai 10 untuk Bahasa Indonesia.

Gak heran, banyak pejabat dan netizen (tentunya) yang menggunakan Bahasa Indonesia secara ajaib.

Gak heran juga, kompasianer yang tulisannya kerap diangkat sebagai headline Kompasiana, tetap kesulitan menembus surat kabar cetak.

5. Konsisten 

Hasil gak pernah mengkhianati proses. Hanya mereka yang mau konsisten bisa meraih penghargaan. Gak hanya penghargaan di Kompasiana, tentunya.

Andri Mastiyanto pernah berkisah, dia gak punya blog pribadi. Tulisannya hanya muncul di Kompasiana. Termasuk tulisan-tulisan yang didapuk sebagai juara. Jumlahnya tak kurang dari 60 penghargaan. "Bukti juri mengutamakan tulisan, bukan ilustrasi tulisan," kata Andri.

Setuju banget ya? Terlebih dengan menulis di Kompasiana, kita gak perlu ribet mikirin SEO. Cukup buat tulisan yang berkualitas agar terpilih sebagai highlight. Jika beberapa admin menilai layak tayang sebagai headline (HL), maka Kompasiana akan membagikan tulisan HL tersebut melalui media sosialnya: Twitter, Instagram dan Facebook.

6. Jangan terhalang Gawai

"Saya mah biasa menulis pakai HP," kata Okti Li, kompasianer yang pernah menggemparkan Tanah Air dengan tulisan tentang ditariknya Indomie di Taiwan.

Sekitar tahun 2010, blogger Cianjur tersebut menjadi buruh migran Indonesia (BMI) di Taiwan, sehingga berita terbaru tentang Indonesia dan produk Indonesia di Taiwan, bisa segera ditulisnya. Kemudian dalam hitungan menit, muncul di Kompasiana.

Sayang, saya kesulitan mencari lagi tulisan Okti yang telah menembus 240.000 hits pada 2011 tersebut. Mungkin sekarang udah jutaan hits ya? Padahal ditulis dan diposting hanya dengan menggunakan ponsel lho.

Sebagai penutup, seperti "mengajar ikan berenang" gak sih saya? Kok sok tahu menulis tentang cara meraih penghargaan di Kompasiana?

Hehehe ... semula tulisan ini merupakan potongan-potongan chat dengan seorang teman. Dia hobi banget menulis panjang lebar di status Facebook, sehingga saya menyarankan dia untuk menulis di Kompasiana.

Agar gak sembarang posting, saya memberikan ide untuk menetapkan salah satu award Kompasiana.

Termasuk teman-teman lain, daripada asal posting, mengapa tidak menetapkan salah satu penghargaan dari Kompasiana sebagai target? Bisa untuk memicu semangat menulis bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun