Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

"World Environment Day 2018", Saatnya Diet Plastik Sekali Pakai

5 Juni 2018   10:13 Diperbarui: 5 Juni 2018   13:55 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: worldenvironmentday.global

Sempat ada peraturan kantong plastik/keresek berbayar yang dimulai 21 Februari 2016, keresek kini digratiskan kembali di ritel modern. Penyebabnya KemenLHK yang tak jua menyelesaikan draft regulasi kantong plastik berbayar.  

Superindo menjadi salah satu ritel modern yang konsisten menerapkan kantong plastik berbayar. Ada yang menolak membayar kantong plastik dan memilih menenteng barang belanjaan ke kendaraan mereka. Banyak juga yang tidak mempersoalkan harga Rp 200/lembar.  Padahal jika mau ditilik lebih jauh, bukan masalah uangnya tapi munculnya sampah akibat produk sekali pakai ini.

sumber: instagram.com/cleanaction
sumber: instagram.com/cleanaction
2. Membawa tumbler untuk air minum. Munculnya air minum dalam kemasan memanjakan konsumen sehingga orang malas membawa tumbler, kebiasaan yang telah ada sebelum booming plastik. Akhirnya kembali pada orang per orang,  sebandingkah kemewahan cara instan dengan sampah yang dihasilkan.

sumber: instagram.com/cleanaction
sumber: instagram.com/cleanaction
3. Membawa misting/kotak makanan/lunch box  ketika membeli masakan matang. Membawa rantang sendiri merupakan kebiasaan yang diturunkan orang tua yang tergeser gaya hidup serba praktis.  Namun sebandingkah sampah yang dihasilkan serta kemungkinan racun dibalik pembungkus makanan dengan kenyamanan gaya hidup instan?

sedotan (sumber: instgram.com/oktian-aan)
sedotan (sumber: instgram.com/oktian-aan)
4. Menolak sedotan plastik dan menggantinya dengan sedotan yang bermaterial alumunium atau kaca sehingga bisa dicuci dan dipakai ulang.

sendok garpu dari kayu (sumber: instagram.com/eataplatelb
sendok garpu dari kayu (sumber: instagram.com/eataplatelb
5. Menolak sendok/garpu sekali pakai. Jika membutuhkannya ketika bepergian bisa mengganti dengan material kayu/alumunium yang bisa digunakan ulang.

sumber: agrowindo.com
sumber: agrowindo.com
6. Memilih wadah yang bisa digunakan ulang ketika berbelanja. Ketika memilih kebutuhan primer maupun sekunder, sebetulnya kita bisa memilih produk minim sampah. 

Contoh mudah adalah permen tanpa pembungkus yang dijual dalam toples. Atau memilih selai dalam botol kaca yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan ketika isinya habis.

sunber: instagram.com/lifewithoutplastic
sunber: instagram.com/lifewithoutplastic
7. Membawa wadah sendiri ketika berbelanja produk curah.  Sewaktu berbelanja di pasar tradisional maupun ritel modern, sebetulnya kita bisa mengurangi munculnya sampah plastik dengan membawa wadah sendiri. Usai ditimbang, barang belanjaan dimasukkan ke dalam wadah yang kita bawa.

Para pecinta lingkungan juga tidak menyarankan penggunaan kantong plastik/keresek yang dikatakan mudah terurai. Keresek yang diklaim ecoplastic ini mendapat tambahan zat aditif agar menjadi pecahan kecil (mikroplastik) dalam jangka waktu tertentu. Atau dengan kata lain berubah menjadi polutan yang tak kasat mata. 

Karena itu lebih baik memakai keresek atau plastik biasa yang bisa digunakan ulang. "Bagaimana jika kotor?" ya cuci saja seperti gambar di bawah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun