"Akhirnya malaikat datang juga, saya sujud syukur. Soalnya udah hampir 2 minggu kelas kosong." -Bu Indah (Kepala Sekolah)
Dialog yang singkat mampu memberikan kamu gambaran bagaimana kesulitan mencari guru pengganti di sekolah. Jumlah guru di perdesaan itu tidak banyak.
Murid-murid yang memang ingin menimba ilmu di sekolah bisa jadi terlantarkan akibat tidak adanya guru yang mengajar. Miris? Iya.Â
Kamu bisa bandingkan dengan sekolah-sekolah di kota yang memang dari segi fasilitas sangat memadahi dan ketersediaan guru mengajar pun ada.
Keadaan semakin pelik ketika uang yang seharusnya digunakan untuk menggaji guru di sekolah itu, dirampok.
Disitu, kamu bisa melihat bahwa guru-guru di desa selain mengajar, mereka juga memiliki kepentingan-kepentingan lainnya. Gaji seorang guru kita tahu, itu minim.
Realitas yang digambarkan sungguh memprihatinkan. Â Tanpa gaji, guru-guru di sana sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Menariknya, Taat Pribadi sebagai tokoh utama yang baru saja menjadi guru pengganti di sekolah itu, berusaha memberikan ketenangan pada guru-guru lainnya bahwa uang itu pasti akan kembali.
"Jangan suka kasih harapan-harapan kosong ke guru, mereka itu orang susah." -Pak Purnama